Rezim Suriah dan Rusia Bombardir Idlib, Sudah 103 Orang Tewas

Sabtu, 27 Juli 2019 - 02:41 WIB
Rezim Suriah dan Rusia Bombardir Idlib, Sudah 103 Orang Tewas
Rezim Suriah dan Rusia Bombardir Idlib, Sudah 103 Orang Tewas
A A A
DAMASKUS - Serangan udara oleh rezim pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, di Idlib yang menjadi kantong terakhir pemberontak telah menewaskan 103 orang dalam sepuluh hari terakhir. Menurut PBB, pengeboman dalam tiga bulan terakhir telah menggusur lebih dari 400.000 orang.

Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet, mengatakan sebanyak 103 orang tewas akibat serangan udara baru-baru ini di sekolah, rumah sakit, pasar dan toko roti termasuk sedikitnya 26 anak-anak.

"Jumlah korban tewas telah dipenuhi dengan ketidakpedulian internasional yang nyata," katanya dalam sebuah pernyataan hari Jumat, yang dilansir Reuters, Sabtu (27/7/2019).

"Sasaran serangan adalah objek sipil, dan tampaknya sangat tidak mungkin, mengingat pola serangan seperti itu, bahwa mereka semua terkena serangan ketidaksengajaan," lanjut dia.

Didukung oleh sekutu utamanya, Rusia, pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad memulai serangan ofensif di kantong pemberontak di Idlib, barat laut Suriah, pada April. Rezim Assad mengklaim serangan itu sebagai respons atas pelanggaran gencatan senjata oleh pemberontak.

"Sejak itu, lebih dari 400.000 orang telah telantar," kata David Swanson, juru bicara kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Selain Idlib, wilayah yang diserang adalah sebagian provinsi Aleppo, Hama, dan Latakia. Wilayah-wilayah itu menjadi rumah bagi sekitar 3 juta orang

Idlib dan daerah sekitarnya di barat laut Suriah dimasukkan dalam kesepakatan "de-eskalasi" pada bulan September antara Rusia dan Turki untuk mengurangi perang dan pengeboman. Turki sendiri selama ini berada di pihak yang mendukung pemberontak Suriah.

Kesepakatan de-eskalasi atau gencatan senjata itu tidak pernah sepenuhnya dilaksanakan setelah para milisi pemberontak menolak untuk mundur dari zona penyangga yang disepakati. Sebaliknya, intensitas pengeboman meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Wilayah Idlib dan sekitarnya sebagian besar dikendalikan oleh Hay'et Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh mantan afiliasi al-Qaeda di Suriah.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan lebih dari 730 warga sipil telah tewas dalam pengeboman udara dan penembakan di wilayah itu oleh pemerintah Suriah dan sekutunya sejak akhir April.

Versi dari laporan Bachelet menyebutkan jumlah warga sipil yang terbunuh sejak awal kampanye pengeboman rezim Suriah sekitar 450 orang.

Baik pmerintah Suriah maupun Rusia menyangkal menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5937 seconds (0.1#10.140)