Rezim Assad Dituduh Jatuhkan Bom Terlarang ke Rumah Sakit Idlib

Rabu, 29 Mei 2019 - 04:44 WIB
Rezim Assad Dituduh Jatuhkan Bom Terlarang ke Rumah Sakit Idlib
Rezim Assad Dituduh Jatuhkan Bom Terlarang ke Rumah Sakit Idlib
A A A
IDLIB - Pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dituduh menjatuhkan bom cluster terlarang ke sebuah rumah sakit (RS) di Idlib saat melakukan operasi militer terhadap markas pemberontak. Pemerintah Damaskus belum menanggapi tuduhan tersebut yang memicu kecaman dari Amerika Serikat (AS).

Tuduhan ini muncul dari laporan Sky News pada hari Selasa (28/5/2019). Media Barat tersebut mengklaim telah melihat bukti langsung bahwa rumah sakit di Idlib sedang menjadi sasaran pasukan rezim Suriah yang menggunakan bom cluster terlarang.

Sejak operasi militer terhadap pemberontak di Idlib diluncurkan, rezim Assad dituduh menyerang fasilitas medis hampir setiap hari.

Sky News mengklaim ketika wartawan mengunjungi sebuah rumah sakit di Idlib, sebuah pesawat tempur menjatuhkan bom di atas bangunan fasilitas media tersebut yang mendorong para staf medis untuk meneriakkan peringatan agar berlindung.

Beberapa staf rumah sakit berlindung di bawah tanah untuk menghindari pengeboman. Yang lain mengaku harus berjuang untuk mengevakuasi diri dan fasilitas medis ketika mendapat informasi bahwa serangan militer Suriah akan diluncurkan.

Para pejabat AS menyatakan mereka telah berbagi lokasi rumah sakit dan struktur sipil rentan lainnya dengan pasukan militer yang beroperasi di Suriah. Washington menilai serangan itu disengaja.

Seorang dokter yang marah di Idlib mengatakan kepada wartawan bahwa dunia Barat telah menerima bukti tentang kejahatan Assad terhadap kemanusiaan, termasuk laporan baru penyebaran senjata kimia, tetapi tidak ada yang peduli.

"Ini adalah kejahatan perang yang membuat ribuan orang meninggalkan rumah mereka, tetapi dunia diam tentang kejahatan perang terhadap warga sipil," kata dokter tersebut, tanpa disebutkan namanya oleh Sky News.

Amerika Serikat sedang menyelidiki laporan terbaru tentan penggunaan senjata kimia di Suriah, yang paling baru-baru ini termasuk serangan gas klorin di Idlib. Namun, bukti kuat dari dugaan itu belum ditemukan.

Pejabat pro-pemberontak di Idlib meminta Turki untuk memberikan perlindungan saat mereka mencoba untuk mengusir serangan darat yang diduga dilakukan tentara Suriah.

“Serangan ganas ini adalah pertempuran yang menghancurkan tulang. Jika rezim ini mampu memutus garis pertahanan kami di Hama utara dan Idlib selatan, ia tidak akan berhenti sampai mencapai perbatasan, ”kata kepala pemerintah Idlib kepada Reuters, yang dilansir Rabu (29/5/2019).

Sebuah kelompok ekstremis bernama Hayat al-Sham, sebuah cabang al-Qaeda yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra, saat ini mengendalikan provinsi Ibdlib, meskipun kelompok-kelompok oposisi Suriah yang ditandai telah bergabung di Idlib untuk mengusir serangan pemerintah Assad yang secara efektif dapat mengakhiri perang sipil Suriah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5224 seconds (0.1#10.140)