Turki Ingin AS Angkat Kaki dari Irak dan Suriah
loading...
A
A
A
ANKARA - Turki ingin Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya dari negara lain di kawasan, langkah serupa yang dilakukan AS saat menarik diri dari Afghanistan. Hal itu diutarakan oleh Presiden Turki, Tayyip Erdogan.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan CBS News, Erdogan secara khusus menyebut Suriah dan Irak sebagai dua negara di mana Washington harus mengakhiri kehadiran militernya dalam pandangannya. Dia menyarankan bahwa langkah seperti itu akan mempromosikan perdamaian di wilayah tersebut.
“Tentu saja, jika saya punya pilihan, saya ingin mereka keluar dari Suriah dan Irak. Sama seperti cara mereka mundur dari Afghanistan,” ucap Erdogan dalam wawancara tersebut.
“Karena jika kita akan melayani perdamaian di seluruh dunia, tidak ada artinya lagi tinggal di bagian dunia itu. Kita bisa meninggalkan orang-orang itu, membiarkan administrasi itu mengambil keputusan sendiri,” sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (27/9/2021).
Ketika ditanya, apakah Erdogan pernah mengangkat masalah kemungkinan penarikan dari Suriah dengan Presiden AS, Joe Biden. Presiden Turki itu mengatakan dia tidak pernah bertanya kepada Biden tentang hal ini ketika mereka bertemu.
Erdogan kemudian menuturkan bahwa dia dan Biden, dalam pertemuan terakhir di Brussels, membicarakan masalah Afghanistan dan hubungan bilateral kedua negara.
Seperti diketahui, pasukan Amerika masih dikerahkan di Irak, meskipun beberapa upaya untuk menarik mereka keluar sejak dimulainya serangan AS terhadap negara itu. Irak menjadi perang terpanjang kedua AS setelah Afghanistan.
Di Suriah, AS tidak pernah menerima mandat Dewan Keamanan PBB atau undangan dari Damaskus untuk mengirim pasukannya ke negara itu. Pemerintah Suriah menyebut kehadiran pasukan Amerika di tanahnya dan keterlibatannya dalam ekstraksi dan ekspor sumber daya alamnya ilegal.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan CBS News, Erdogan secara khusus menyebut Suriah dan Irak sebagai dua negara di mana Washington harus mengakhiri kehadiran militernya dalam pandangannya. Dia menyarankan bahwa langkah seperti itu akan mempromosikan perdamaian di wilayah tersebut.
“Tentu saja, jika saya punya pilihan, saya ingin mereka keluar dari Suriah dan Irak. Sama seperti cara mereka mundur dari Afghanistan,” ucap Erdogan dalam wawancara tersebut.
“Karena jika kita akan melayani perdamaian di seluruh dunia, tidak ada artinya lagi tinggal di bagian dunia itu. Kita bisa meninggalkan orang-orang itu, membiarkan administrasi itu mengambil keputusan sendiri,” sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (27/9/2021).
Ketika ditanya, apakah Erdogan pernah mengangkat masalah kemungkinan penarikan dari Suriah dengan Presiden AS, Joe Biden. Presiden Turki itu mengatakan dia tidak pernah bertanya kepada Biden tentang hal ini ketika mereka bertemu.
Erdogan kemudian menuturkan bahwa dia dan Biden, dalam pertemuan terakhir di Brussels, membicarakan masalah Afghanistan dan hubungan bilateral kedua negara.
Seperti diketahui, pasukan Amerika masih dikerahkan di Irak, meskipun beberapa upaya untuk menarik mereka keluar sejak dimulainya serangan AS terhadap negara itu. Irak menjadi perang terpanjang kedua AS setelah Afghanistan.
Di Suriah, AS tidak pernah menerima mandat Dewan Keamanan PBB atau undangan dari Damaskus untuk mengirim pasukannya ke negara itu. Pemerintah Suriah menyebut kehadiran pasukan Amerika di tanahnya dan keterlibatannya dalam ekstraksi dan ekspor sumber daya alamnya ilegal.
(esn)