Serangan Biadab di Aleppo Renggut Ibu dan Bayinya yang Digendong

Minggu, 25 September 2016 - 02:16 WIB
Serangan Biadab di Aleppo...
Serangan Biadab di Aleppo Renggut Ibu dan Bayinya yang Digendong
A A A
ALEPPO - Seorang ibu ditemukan tewas dalam posisi menggendong bayinya yang juga tewas di puing-puing bangunan yang hancur di Aleppo, Suriah. Ibu dan bayinya itu merupakan korban memilukan dari serangan bidab di kota Aleppo yang luluh lantak.

Serangan itu diduga dilakukan pesawat tempur rezim Suriah. Di samping jasad ibu dan bayi itu juga terdapat jasad anak kecil yang merupakan anak dari ibu tersebut.

Tim penyelamat menemukan tubuh para korban dengan kondisi berlumuran darah bercampur debu. Tubuh bayi ditemukan terlilt di lengan ibunya.

Kota Aleppo telah hancur oleh lebih dari 600 serangan udara sejak rezim Pemerintah Suriah meluncurkan serangan besar-besaran pada Kamis malam atau setelah gencatan senjata berakhir.

Serangan Biadab di Aleppo Renggut Ibu dan Bayinya yang Digendong


Selain pemandangan memilukan ibu dan bayi itu, ada juga bocah lima tahun yang ditarik dari reruntuhan bangunan. Dia berteriak ketakutan.

Bocah bernama Rawan Alowsh adalah satu-satunya yang selamat dari serangan yang membunuh ibu, ayah dan empat saudara kandungnya. Dia bergegas dilarikan ke rumah sakit.

Aleppo adalah rumah bagi 250 ribu orang dan telah dikepung pasukan rezim Suriah sejak September lalu. Namun, kota di Suriah itu masih dikuasai pemberontak atau oposisi sejak 2012.

Para pejabat pemberontak Suriah mengatakan serangan udara pada hari Sabtu menghantam setidaknya empat basis oposisi di Aleppo.

”Ada pesawat di langit sekarang,” kata Ammar al Selmo, Kepala Pertahanan Sipil Oposisi Suriah di Aleppo kepada Reuters, yang dikutip Minggu (25/9/2016). “Tim kami merespons, tetapi tidak cukup untuk menutupi jumlah ini dari bencana.”

Serangan Biadab di Aleppo Renggut Ibu dan Bayinya yang Digendong


Seorang pejabat senior Levant Front, faksi oposisi Suriah yang berbasis di Aleppo, kepada Reuters, mengatakan senjata yang digunakan untuk menyerang diduga jenis senjata untuk meruntuhkan seluruh bangunan.

”Sebagian besar korban berada di bawah reruntuhan karena lebih dari setengah (anggota) pertahanan sipil telah dipaksa keluar dari layanan,” kata pejabat oposisi itu.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengklaim telah mendokumentasikan 47 kematian sejak Jumat, termasuk lima anak-anak. ”Penggerebekan yang intens dan terus-menerus,” kata Direktur Observatorium, Rami Abdulrahman kepada Reuters.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1055 seconds (0.1#10.140)