Bom Molotov Meledak di Masjid Sacramento
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah bom molotov meledak di sebuah masjid di California utara selama akhir pekan liburan Natal. Diduga aksi itu merupakan kejahatan rasial.
Serangan itu terjadi di Pusat Islam di Tracy dekat Ibu Kota negara bagian Sacramento. Meskipun tidak ada seorang pun di sana pada saat itu, kerusakan dari bahan peledak improvisasi tersebut cukup signifikan, menyebabkan kerusakan akibat kebakaran pada bangunan tersebut.
"Sangat jelas bagi saya itu adalah kejahatan rasial," kata Ghaleb Abdulla, anggota dewan pengawas di Islamic Center, seperti dikutip media lokal, yang dilansir New Arab, Rabu (4/1/2023).
Dia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya dalam 15 tahun mereka harus memanggil penegak hukum atas insiden semacam itu. Namun, itu terjadi pada saat terjadi meningkatnya serangan terhadap masjid di seluruh Amerika Serikat.
Rekaman kamera pengawas menunjukkan apa yang tampak seperti seorang pria memegang benda besar di tangannya yang dia lemparkan ke masjid.
"Karena sebuah rumah ibadah menjadi sasaran tindakan vandalisme ini, kami mendesak pihak penegak hukum untuk menyelidiki kemungkinan motif bias atas insiden yang meresahkan ini, untuk melakukan penyelidikan yang cepat dan menyeluruh serta mengajukan tuntutan yang sesuai ketika seorang tersangka ditangkap," kata Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR)-Sacramento Valley/Central California, Basim Elkarra, dalam sebuah pernyataan publik.
"Terlepas dari jenis serangan ini, kami akan bekerja untuk menciptakan tempat yang aman bagi umat Islam dan semua komunitas agama lainnya," tambah Elkarra.
CAIR mendesak umat Islam dan lembaga-lembaga Islam di seluruh AS untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan ekstra dan menawarkan kepada para pemimpin masyarakat salinan bukletnya, "Praktek Terbaik untuk Keamanan Masjid dan Komunitas."
Serangan itu terjadi di Pusat Islam di Tracy dekat Ibu Kota negara bagian Sacramento. Meskipun tidak ada seorang pun di sana pada saat itu, kerusakan dari bahan peledak improvisasi tersebut cukup signifikan, menyebabkan kerusakan akibat kebakaran pada bangunan tersebut.
"Sangat jelas bagi saya itu adalah kejahatan rasial," kata Ghaleb Abdulla, anggota dewan pengawas di Islamic Center, seperti dikutip media lokal, yang dilansir New Arab, Rabu (4/1/2023).
Dia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya dalam 15 tahun mereka harus memanggil penegak hukum atas insiden semacam itu. Namun, itu terjadi pada saat terjadi meningkatnya serangan terhadap masjid di seluruh Amerika Serikat.
Rekaman kamera pengawas menunjukkan apa yang tampak seperti seorang pria memegang benda besar di tangannya yang dia lemparkan ke masjid.
"Karena sebuah rumah ibadah menjadi sasaran tindakan vandalisme ini, kami mendesak pihak penegak hukum untuk menyelidiki kemungkinan motif bias atas insiden yang meresahkan ini, untuk melakukan penyelidikan yang cepat dan menyeluruh serta mengajukan tuntutan yang sesuai ketika seorang tersangka ditangkap," kata Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR)-Sacramento Valley/Central California, Basim Elkarra, dalam sebuah pernyataan publik.
"Terlepas dari jenis serangan ini, kami akan bekerja untuk menciptakan tempat yang aman bagi umat Islam dan semua komunitas agama lainnya," tambah Elkarra.
CAIR mendesak umat Islam dan lembaga-lembaga Islam di seluruh AS untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan ekstra dan menawarkan kepada para pemimpin masyarakat salinan bukletnya, "Praktek Terbaik untuk Keamanan Masjid dan Komunitas."
(ian)