Kamar Mayat Penuh, Belasan Mayat Membusuk di RS Papua Nugini
loading...
A
A
A
Rumah sakit terakhir melakukan penguburan massal jenazah tak bertuan pada 2021 karena kamar mayat sudah penuh. Kamar mayat, dibangun 30 tahun yang lalu, awalnya dimaksudkan untuk menampung 120 jenazah tetapi sekarang menangani sekitar 200 jenazah.
Wakil Gubernur Port Moresby Dadi Toka Jnr mengatakan rumah sakit umum membutuhkan fasilitas kamar mayat baru.
"Ukuran kota telah berkembang, jadi langkah selanjutnya di sini adalah melihat bagaimana kita memperluas kamar mayat," ujarnya.
“Diskusi sedang diadakan saat kami berbicara, kami sedang melihat opsi, beberapa desain telah dipresentasikan, sehingga pengumuman akan dilakukan pada waktunya,” imbuhnya.
Ada tambahan tiga peti kemas lemari es di luar kamar mayat utama dengan kapasitas 62 jenazah. Fasilitas tersebut menerima hingga 20 jenazah setiap hari, jumlah tersebut meningkat selama pandemi Covid-19.
“Kamar jenazah selalu penuh, ruang untuk satu jenazah dijejali empat atau lima jenazah,” kata seorang mantan pekerja rumah sakit yang tidak ingin disebutkan namanya.
“Itu terjadi setiap saat – begitu ada kematian, jenazah ditinggalkan dalam tata letak. Jika ada ruang maka mereka dibawa ke kamar mayat,” imbuhnya.
Banyak penduduk Port Moresby yang ketakutan menyerukan tindakan dari otoritas tertinggi negara itu.
Wakil Gubernur Port Moresby Dadi Toka Jnr mengatakan rumah sakit umum membutuhkan fasilitas kamar mayat baru.
"Ukuran kota telah berkembang, jadi langkah selanjutnya di sini adalah melihat bagaimana kita memperluas kamar mayat," ujarnya.
“Diskusi sedang diadakan saat kami berbicara, kami sedang melihat opsi, beberapa desain telah dipresentasikan, sehingga pengumuman akan dilakukan pada waktunya,” imbuhnya.
Ada tambahan tiga peti kemas lemari es di luar kamar mayat utama dengan kapasitas 62 jenazah. Fasilitas tersebut menerima hingga 20 jenazah setiap hari, jumlah tersebut meningkat selama pandemi Covid-19.
“Kamar jenazah selalu penuh, ruang untuk satu jenazah dijejali empat atau lima jenazah,” kata seorang mantan pekerja rumah sakit yang tidak ingin disebutkan namanya.
“Itu terjadi setiap saat – begitu ada kematian, jenazah ditinggalkan dalam tata letak. Jika ada ruang maka mereka dibawa ke kamar mayat,” imbuhnya.
Banyak penduduk Port Moresby yang ketakutan menyerukan tindakan dari otoritas tertinggi negara itu.
Baca Juga