6 Kota di AS Bisa Jadi Target Serangan Nuklir tapi Tak Ada yang Siap
loading...
A
A
A
Buddemeier menasihati manajer darurat tentang cara melindungi populasi dari serangan nuklir.
"Jika kita bisa memasukkan orang ke dalam, kita bisa mengurangi paparan mereka secara signifikan," ujar dia.
Skenario yang paling penting untuk dipersiapkan, menurut Redlener, bukanlah perang nuklir habis-habisan, melainkan satu ledakan nuklir seperti peluncuran rudal dari Korea Utara.
Saat ini, katanya, rudal Korea Utara mampu mencapai Alaska atau Hawaii, tetapi mereka dapat segera mencapai kota-kota di sepanjang Pantai Barat.
Sumber serangan lain bisa berupa perangkat nuklir yang dibuat, dibeli, atau dicuri oleh organisasi teroris.
Keenam kota yang diidentifikasi Redlener terdaftar sebagai area "Tingkat 1" oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang berarti kota tersebut dianggap sebagai tempat di mana serangan teroris akan menghasilkan kehancuran paling besar.
"Tidak ada kota yang aman," ungkap Redlener.
Dia menambahkan, "Di New York City, ledakan bom seukuran Hiroshima, atau bahkan yang sedikit lebih kecil, dapat menyebabkan antara 50.000 hingga 100.000 kematian, tergantung pada waktu dan di mana aksi itu terjadi dan ratusan ribu orang terluka."
Beberapa perkiraan bahkan lebih tinggi. Data dari Alex Wellerstein, sejarawan senjata nuklir di Stevens Institute of Technology, menunjukkan ledakan 15 kiloton (seperti yang terjadi di Hiroshima) akan mengakibatkan lebih dari 225.000 korban jiwa dan 610.000 korban luka-luka di New York City.
Dalam keadaan seperti itu, bahkan seluruh negara bagian New York tidak akan memiliki cukup tempat tidur rumah sakit untuk melayani yang terluka.
"Jika kita bisa memasukkan orang ke dalam, kita bisa mengurangi paparan mereka secara signifikan," ujar dia.
Skenario yang paling penting untuk dipersiapkan, menurut Redlener, bukanlah perang nuklir habis-habisan, melainkan satu ledakan nuklir seperti peluncuran rudal dari Korea Utara.
Saat ini, katanya, rudal Korea Utara mampu mencapai Alaska atau Hawaii, tetapi mereka dapat segera mencapai kota-kota di sepanjang Pantai Barat.
Sumber serangan lain bisa berupa perangkat nuklir yang dibuat, dibeli, atau dicuri oleh organisasi teroris.
Keenam kota yang diidentifikasi Redlener terdaftar sebagai area "Tingkat 1" oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang berarti kota tersebut dianggap sebagai tempat di mana serangan teroris akan menghasilkan kehancuran paling besar.
"Tidak ada kota yang aman," ungkap Redlener.
Dia menambahkan, "Di New York City, ledakan bom seukuran Hiroshima, atau bahkan yang sedikit lebih kecil, dapat menyebabkan antara 50.000 hingga 100.000 kematian, tergantung pada waktu dan di mana aksi itu terjadi dan ratusan ribu orang terluka."
Beberapa perkiraan bahkan lebih tinggi. Data dari Alex Wellerstein, sejarawan senjata nuklir di Stevens Institute of Technology, menunjukkan ledakan 15 kiloton (seperti yang terjadi di Hiroshima) akan mengakibatkan lebih dari 225.000 korban jiwa dan 610.000 korban luka-luka di New York City.
Dalam keadaan seperti itu, bahkan seluruh negara bagian New York tidak akan memiliki cukup tempat tidur rumah sakit untuk melayani yang terluka.