Belarusia Akui Jalin Persahabatan dengan Moskow agar Tak Diinvasi Rusia
loading...
A
A
A
MINSK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengakui memilih untuk menjalin persahabatan dengan dengan Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Jika tidak seperti itu, maka negaranya bisa berada di posisi yang sama dengan Ukraina , yakni diinvasi Moskow.
Menurut laporan kantor berita BelTa, Lukashenko berkomentar seperti itu selama pertemuan mengenai masalah kerja sama Belarusia dan Rusia.
Pertemuan tersebut mendahului pertemuan puncak antara kedua negara yang dijadwalkan berlangsung pada Senin di Minsk, Ibu Kota Belarusia.
"Kami tidak akan pernah menjadi musuh Rusia," kata Lukashenko.
"Dan tidak akan pernah memberi Rusia sikap dingin. Ini adalah negara yang paling dekat dengan kita, orang-orang terdekat kita. Saya pikir selama kita berkuasa, kita akan mengikuti tren ini. Jika sebaliknya, akan seperti di Ukraina," paparnya, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (17/12/2022).
Lukashenko mengatakan bahwa negaranya bersama Rusia, tetapi sebagai negara yang berdaulat dan merdeka, ia mengontrol wilayahnya sendiri.
Sejak Putin meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Belarusia telah muncul sebagai salah satu sekutu strategis terdekat Rusia saat Moskow menghadapi kecaman Barat.
Lukashenko secara terbuka mendukung pemimpin Rusia, bahkan mengizinkan pasukan Rusia memasuki Ukraina dari perbatasan Belarusia-Ukraina, memberikan akses yang lebih dekat ke Ibu Kota Ukraina, Kiev.
"Saya mengatakan ini dengan sangat tulus: dengan segala kesulitan, jika Federasi Rusia-—para pemimpin-—ingin membangun hubungan dengan negara Belarusia yang berdaulat dan merdeka, jika Rusia memandang kami sebagai negara yang berdaulat dan merdeka tetapi sangat dekat, sangat dapat diandalkan, di mana segala sesuatu yang berbau Rusia—-dari bahasa hingga tradisi Rusia—-dihormati, kami siap membangun hubungan," kata Lukashenko.
Menurut laporan kantor berita BelTa, Lukashenko berkomentar seperti itu selama pertemuan mengenai masalah kerja sama Belarusia dan Rusia.
Pertemuan tersebut mendahului pertemuan puncak antara kedua negara yang dijadwalkan berlangsung pada Senin di Minsk, Ibu Kota Belarusia.
"Kami tidak akan pernah menjadi musuh Rusia," kata Lukashenko.
"Dan tidak akan pernah memberi Rusia sikap dingin. Ini adalah negara yang paling dekat dengan kita, orang-orang terdekat kita. Saya pikir selama kita berkuasa, kita akan mengikuti tren ini. Jika sebaliknya, akan seperti di Ukraina," paparnya, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (17/12/2022).
Lukashenko mengatakan bahwa negaranya bersama Rusia, tetapi sebagai negara yang berdaulat dan merdeka, ia mengontrol wilayahnya sendiri.
Sejak Putin meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Belarusia telah muncul sebagai salah satu sekutu strategis terdekat Rusia saat Moskow menghadapi kecaman Barat.
Lukashenko secara terbuka mendukung pemimpin Rusia, bahkan mengizinkan pasukan Rusia memasuki Ukraina dari perbatasan Belarusia-Ukraina, memberikan akses yang lebih dekat ke Ibu Kota Ukraina, Kiev.
"Saya mengatakan ini dengan sangat tulus: dengan segala kesulitan, jika Federasi Rusia-—para pemimpin-—ingin membangun hubungan dengan negara Belarusia yang berdaulat dan merdeka, jika Rusia memandang kami sebagai negara yang berdaulat dan merdeka tetapi sangat dekat, sangat dapat diandalkan, di mana segala sesuatu yang berbau Rusia—-dari bahasa hingga tradisi Rusia—-dihormati, kami siap membangun hubungan," kata Lukashenko.