Belarusia Akui Jalin Persahabatan dengan Moskow agar Tak Diinvasi Rusia
loading...
A
A
A
"Namun kita harus selalu berangkat dari premis bahwa kita adalah negara yang berdaulat dan merdeka."
Desas-desus telah beredar dalam beberapa bulan terakhir mengenai Belarusia yang memasukkan dirinya secara militer dalam konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Pejabat Kiev sebelumnya memperingatkan Belarusia bahwa Kiev akan menanggapi dengan keras seperti ketika menanggapi setiap penjajah di wilayah Ukraina.
Bahkan jika tentara Belarusia mendapat perintah dari Minsk untuk bergabung dalam perang Rusia di Ukraina, Kementerian Pertahanan Inggris telah menyatakan ketidakpastian dampak Belarusia dalam skenario teoretis tersebut.
Sementara itu dalam sebuah laporan dari awal pekan ini, The Institute for the Study of War (ISW) menyatakan bahwa keterlibatan Belarusia tetap "sangat tidak mungkin."
Javed Ali, seorang profesor Universitas Michigan yang berspesialisasi dalam kebijakan dan diplomasi internasional, mengatakan kepada Newsweek bahwa keterlibatan Belarusia dalam perang di Ukraina--jika benar-benar terjadi--, itu akan menimbulkan potensi konsekuensi jangka panjang bagi Minsk.
“Itu datang dengan risiko yang cukup besar bagi Belarusia. Lihatlah serangan yang dilakukan militer Rusia di Ukraina,” kata Ali.
"Belarusia adalah negara yang sangat kecil. Ia memiliki sumber daya militer yang sangat terbatas. Kehilangan beberapa ratus atau beberapa ribu tentara akan sangat menghancurkan bagi mereka."
Artyom Shraibman, seorang sarjana non-residen di Carnegie Endowment for International Peace, sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa dia melihat "tidak ada bukti" adanya paksaan atas nama Putin.
Dia mengatakan bahwa berbagai indikator sebenarnya mencontohkan hubungan ekonomi antara Minsk dan Moskow, dengan anggapan bahwa Putin mengabulkan banyak permintaan Lukashenko—seperti memberinya minyak yang lebih murah daripada sebelumnya, merestrukturisasi pinjaman lama, memberikan pinjaman baru, dan menyediakan akses ke pelabuhan Rusia untuk Belarusia.
Desas-desus telah beredar dalam beberapa bulan terakhir mengenai Belarusia yang memasukkan dirinya secara militer dalam konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Pejabat Kiev sebelumnya memperingatkan Belarusia bahwa Kiev akan menanggapi dengan keras seperti ketika menanggapi setiap penjajah di wilayah Ukraina.
Bahkan jika tentara Belarusia mendapat perintah dari Minsk untuk bergabung dalam perang Rusia di Ukraina, Kementerian Pertahanan Inggris telah menyatakan ketidakpastian dampak Belarusia dalam skenario teoretis tersebut.
Sementara itu dalam sebuah laporan dari awal pekan ini, The Institute for the Study of War (ISW) menyatakan bahwa keterlibatan Belarusia tetap "sangat tidak mungkin."
Javed Ali, seorang profesor Universitas Michigan yang berspesialisasi dalam kebijakan dan diplomasi internasional, mengatakan kepada Newsweek bahwa keterlibatan Belarusia dalam perang di Ukraina--jika benar-benar terjadi--, itu akan menimbulkan potensi konsekuensi jangka panjang bagi Minsk.
“Itu datang dengan risiko yang cukup besar bagi Belarusia. Lihatlah serangan yang dilakukan militer Rusia di Ukraina,” kata Ali.
"Belarusia adalah negara yang sangat kecil. Ia memiliki sumber daya militer yang sangat terbatas. Kehilangan beberapa ratus atau beberapa ribu tentara akan sangat menghancurkan bagi mereka."
Artyom Shraibman, seorang sarjana non-residen di Carnegie Endowment for International Peace, sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa dia melihat "tidak ada bukti" adanya paksaan atas nama Putin.
Dia mengatakan bahwa berbagai indikator sebenarnya mencontohkan hubungan ekonomi antara Minsk dan Moskow, dengan anggapan bahwa Putin mengabulkan banyak permintaan Lukashenko—seperti memberinya minyak yang lebih murah daripada sebelumnya, merestrukturisasi pinjaman lama, memberikan pinjaman baru, dan menyediakan akses ke pelabuhan Rusia untuk Belarusia.