Netanyahu Kembali Berkuasa, Akankah Israel dan Iran Perang di Ukraina?

Jum'at, 04 November 2022 - 07:06 WIB
loading...
Netanyahu Kembali Berkuasa,...
Benjamin Netanyahu kembali berkuasa setelah menang pemilu Israel. Dia pernah mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina yang sedang diinvasi Rusia. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Benjamin Netanyahu kembali berkuasa setelah partainya memenangkan pemilu kelima Israel hanya dalam empat tahun ini.
Ketika dia kembali berkuasa, satu tantangan kebijakan luar negeri baru bagi pemimpin terlama negara itu adalah bagaimana mendamaikan hubungan strategisnya dengan Rusia , yang dilaporkan menggunakan senjata Iran dalam perangnya di Ukraina .

Posisi resmi Israel di bawah Perdana Menteri Yair Lapid yang akan lengser adalah menolak permintaan senjata yang berulang kali diajukan oleh Ukraina, seperti sistem pertahanan udara canggih Iron Dome.

Ketika laporan yang mengutip pejabat Israel dan Ukraina yang tidak disebutkan namanya menyarankan perubahan potensial— meskipun dengan hati-hati—dengan pasokan sistem komunikasi dan teknologi anti-drone, Netanyahu telah memperingatkan peralatan apa pun yang dipasok ke Ukraina dapat berakhir di tangan Iran.

Pada saat yang sama, bagaimanapun, Netanyahu juga mengatakan dia akan "memeriksa" masalah ini jika dia memenangkan pemilu Israel.



Sekarang dia telah memenangkannya, dia diharapkan untuk terus memainkan tindakan penyeimbangan yang halus yang memperhitungkan kekhawatiran potensi pembalasan dari Moskow dan Teheran, terutama di Suriah, di mana Rusia tidak menghentikan Israel untuk secara teratur melakukan serangan udara terhadap target yang diduga terkait dengan Iran.

Amos Gilad, pensiunan mayor jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang sebelumnya menjabat sebagai direktur Biro Urusan Politik-Militer Kementerian Pertahanan Israel, mengatakan kepada Newsweek, "Kita membutuhkan niat baik Rusia untuk beroperasi secara bebas di Suriah."

"Dan jika Israel diserang, itu bisa terjadi kapan saja, oleh Iran, oleh proksi dari Suriah besok, misalnya," kata Gilad.

"Kita akan sendirian. Tidak ada yang akan membantu kita," ujarnya, yang dilansir Jumat (4/11/2022).

"Saya tidak berbicara tentang hubungan unik kami dengan Amerika Serikat," jelasnya."Tetapi tidak seperti Ukraina, tidak ada yang akan mendukung Israel. Kami sendirian."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1690 seconds (0.1#10.140)