Film Dokumenter Bom Bali Diputar, Penyintas dan Keluarga Kecewa

Kamis, 13 Oktober 2022 - 16:38 WIB
loading...
Film Dokumenter Bom Bali Diputar, Penyintas dan Keluarga Kecewa
Pemutaran film dokumenter tragedi bom Bali memicu kekecewaan para penyintas dan keluarga. Foto/The Guardian
A A A
DENPASAR - Rekaman grafis tragedi bom Bali yang diputar saat upacara peringatan ke-20 tragedi kemanusiaan itu memicukekecewaan dari para penyintas dan kerabat korban.

Ratusan orang berkumpul di Bali pada Rabu malam untuk mengenang 202 orang yang tewas dalam serangan teroris itu.

Sebuah film bergaya dokumenter berdurasi 10 menit kemudian diputar pada tepat pukul 23:05 waktu setempat untuk menandai saat bom pertama diledakkan.

Sydney Morning Herald melaporkan rekaman itu termasuk rekaman orang-orang yang linglung dan terluka yang melarikan diri setelah kebakaran itu. Ada juga audio orang-orang yang berteriak dan klip dari serangan teror 9/11 di New York.

Tidak diketahui siapa yang membuat video dokumenter tersebut.

Seorang kerabat korban mengatakan dia merasa "sakit" ketika rekaman itu ditayangkan.



Pria Australia Jeff Marshall, yang ayahnya Bob Marshall meninggal di Sari Club Kuta, mengatakan dia terkejut dengan keputusan untuk menunjukkan "pembantaian" seperti itu.

"(Itu) membuat hati kami tercabik-cabik, melihat semuanya lagi," katanya kepada Australian Broadcasting Corporation seperti dinukil dari BBC, Kamis (13/10/2022).

Para hadirin mengatakan video itu juga mencakup rekaman orang-orang di balik serangan itu, termasuk pembuat bom Umar Patek, yang saat ini sedang dipertimbangkan untuk dibebaskan lebih awal dengan pembebasan bersyarat.

"Kami mengharapkan mengheningkan cipta selama satu menit setelah kami tiba pada pukul 23:05," kata Jan Laczynski kepada stasiun radio Sydney 2GB.

"(Sebaliknya) Anda memiliki semua pembom Bali yang diarak. Anda memiliki urutan bom yang sebenarnya terjadi di layar," imbuhnya.

Laczynski - yang kehilangan lima teman dalam ledakan itu - mengatakan beberapa rekaman sangat "traumatis" sehingga dia meninggalkan peringatan tersebut.



Pemerintah Australia mengatakan "sangat kecewa" dan secara resmi akan menyampaikan keprihatinan kepada Indonesia.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan pemerintahnya tidak terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut.

"Kami memahami kesulitan yang ditimbulkannya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pihak berwenang sendiri belum menanggapi hal ini.

Sejumlah warga dari 21 negara - termasuk 88 warga Australia - tewas dalam pemboman di dua klub malam populer di Kuta pada 12 Oktober 2002. Bom lain meledak di luar konsulat Amerika Serikat (AS) tetapi tidak menyebabkan kerusakan.

Sebuah kelompok teroris yang terkait dengan al-Qaeda dipersalahkan atas apa yang merupakan serangan teror paling mematikan di Tanah Air itu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0964 seconds (0.1#10.140)