Rusia di Sidang Umum PBB: AS Bertindak Seperti Utusan Tuhan di Bumi

Minggu, 25 September 2022 - 06:39 WIB
loading...
Rusia di Sidang Umum PBB: AS Bertindak Seperti Utusan Tuhan di Bumi
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Foto/TRT Worlf
A A A
NEW YORK - Diplomat top Rusia menyebut Amerika Serikat (AS) bertindak seperti diktator terhadap negara-negara yang mengancam dominasi politik dan ekonominya. Hal itu diungkapkan selama pidatonya di Sidang Umum PBB.

"Washington menempatkan diri mereka menjadi utusan Tuhan di Bumi," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov kepada PBB melalui seorang penerjemah.

"Sebutkan negara di mana Washington ikut campur dengan paksa dan, sebagai akibatnya, kehidupannya membaik," ia menambahkan seperti dikutip dari Washington Examiner, Minggu (25/9/2022).

Lavrov berbicara di PBB beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dia memobilisasi sekitar 300.000 tentara cadangan dengan pelatihan dan pengalaman untuk perang di Ukraina serta mengancam eskalasi nuklir setelah kampanye serangan balasan yang sukses dilancarkan Kiev.



Menteri Luar Negeri Rusia itu lantas mengkritik sanksi Barat dan menepis kekhawatiran mengenai referendum di wilayah Donbas yang dikuasai Rusia di timur Ukraina, serta Kherson di selatan, tentang apakah mereka harus secara resmi menjadi bagian dari Federasi Rusia, menyebutnya sebagai "cocok."

"Orang-orang yang tinggal di sana pada dasarnya hanya bereaksi terhadap apa yang dikatakan kepada mereka oleh kepala rezim Kiev," katanya, merujuk pada Presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis Volodymyr Zelensky yang menyuruh separatis pro-Rusia di Donbas tahun lalu untuk pergi.

Lavrov juga memperingatkan AS bahwa mereka "bermain api" dengan mencampuri ketegangan China-Taiwan, dengan menyatakan tujuan berikutnya dari kolektif Barat, yang dipimpin oleh Washington, adalah menaklukkan negara-negara Indo-Pasifik setelah NATO menyebar ke timur.

Lavrov datang terlambat ke pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diadakan pada Kamis lalu untuk membahas "memelihara perdamaian dan keamanan Ukraina" dan "melawan impunitas." Lavrov pergi tak lama setelah menyampaikan pernyataan yang mencakup tuduhan palsu terhadap Kiev dan Zelensky.

“Impunitas mencerminkan apa yang telah terjadi di negara itu sejak 2014, ketika kekuatan radikal nasional, Russophobes terbuka, dan neo-Nazi berkuasa kemudian sebagai akibat dari kudeta bersenjata dengan dukungan langsung dari negara-negara Barat,” kata Lavrov.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)