Bos CIA Bicara Dugaan Rusia Bayar Militan Afghanistan untuk Habisi Tentara AS

Jum'at, 03 Juli 2020 - 06:06 WIB
loading...
A A A
"Saya tidak akan mendahului presiden dalam aksi. Saya juga tidak akan mendahului intelijen," kata juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany.

Trump sendiri pada hari Rabu terus menolak dugaan Rusia membayar para militan Afganistan untuk membubuh para tentara AS dan sekutu sebagai hoaks. Dia menegaskan hal itu pertama di Twitter dan kemudian diulangi selama wawancara dengan Fox Business News.

"Kami tidak pernah mendengarnya karena intelijen tidak pernah menemukan level itu," kata presiden.

"Orang-orang intelijen, banyak dari mereka tidak percaya itu terjadi sama sekali," ujarnya. "Saya pikir ini hoaks berdasarkan surat kabar dan (kubu) Demokrat."

Namun, laporan media baru menantang pernyataan itu. Kantor berita Reuters, mengutip empat sumber pemerintah AS dan pemerintah Eropa, melaporkan pada hari Rabu bahwa AS telah memperoleh informasi intelijen baru dalam beberapa pekan terakhir yang memberikan kredibilitas pada klaim bahwa Rusia menawarkan hadiah kepada gerilyawan yang terkait dengan Taliban untuk menyerang pasukan AS dan koalisi.

Pejabat saat ini dan mantan pejabat Taliban juga mengklaim bahwa program hadiah dari Rusia itu nyata.

"Komandan individu telah menerima uang dan senjata dari intelijen Rusia," kata Moulani Baghdadi, seorang komandan Taliban dari Ghazni, kepada Business Insider ketika ditanya tentang hadiah tersebut.

"Ini adalah kelompok kriminal yang bekerja bersama para mujahidin dan memberi kami reputasi buruk."

Mullah Manan Niazi, juru bicara sekali pakai untuk mantan pemimpin Taliban Mullah Omar, mengatakan kepada The Daily Beast program seperti itu tidaklah aneh.

"Taliban telah dibayar oleh intelijen Rusia untuk serangan terhadap pasukan AS dan pasukan ISIS di Afghanistan dari 2014 hingga saat ini," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1535 seconds (0.1#10.140)