Berpakaian Seperti Ratu, Aktivis Thailand Dijebloskan ke Penjara
loading...
A
A
A
Kelompok hak asasi manusia mengecam keras putusan pengadilan yang dijatuhkan pada hari Senin lalu itu. Jaturpon dijatuhi hukuman tiga tahun tetapi hukumannya segera dikurangi menjadi dua tahun.
"Pertunjukan busana tiruan adalah satir tentang situasi politik negara - acara publik yang damai mirip dengan festival jalanan," kata juru bicara Amnesty International.
"Peserta tidak boleh dihukum karena berpartisipasi dalam pertemuan damai," sambungnya.
Tahun lalu, seorang mantan pegawai negeri yang dianggap kritis terhadap bangsawan di media sosial dijatuhi hukuman 43 tahun penjara.
Istana belum mengomentari salah satu dari kasus lese-majeste ini.
Gerakan protes awalnya menargetkan pemerintah yang didukung militer, yang dipimpin oleh mantan pemimpin junta yang merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dalam kudeta pada tahun 2014.
Namun kritiknya kemudian meluas hingga mencakup raja baru dan keluarga kerajaan.
Gerakan itu menghancurkan tabu untuk mengkritik monarki, meskipun para pemimpin protes berhati-hati untuk menyerukan perubahan pada institusi tersebut, bukan penghapusannya.
Para pengunjuk rasa menginginkan pengawasan yang lebih besar setelah Raja Vajiralongkorn mengambil kendali langsung atas kekayaan besar Mahkota dan kepemimpinan dua divisi tentara.
"Pertunjukan busana tiruan adalah satir tentang situasi politik negara - acara publik yang damai mirip dengan festival jalanan," kata juru bicara Amnesty International.
"Peserta tidak boleh dihukum karena berpartisipasi dalam pertemuan damai," sambungnya.
Tahun lalu, seorang mantan pegawai negeri yang dianggap kritis terhadap bangsawan di media sosial dijatuhi hukuman 43 tahun penjara.
Istana belum mengomentari salah satu dari kasus lese-majeste ini.
Gerakan protes awalnya menargetkan pemerintah yang didukung militer, yang dipimpin oleh mantan pemimpin junta yang merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dalam kudeta pada tahun 2014.
Namun kritiknya kemudian meluas hingga mencakup raja baru dan keluarga kerajaan.
Gerakan itu menghancurkan tabu untuk mengkritik monarki, meskipun para pemimpin protes berhati-hati untuk menyerukan perubahan pada institusi tersebut, bukan penghapusannya.
Para pengunjuk rasa menginginkan pengawasan yang lebih besar setelah Raja Vajiralongkorn mengambil kendali langsung atas kekayaan besar Mahkota dan kepemimpinan dua divisi tentara.