Wilayah Udaranya Dilanggar, Thailand Kirim Jet Tempur F-16 ke Perbatasan Myanmar
loading...
A
A
A
BANGKOK - Thailand mengirim jet tempur F-16 di dekat perbatasannya dengan Myanmar pada Kamis (30/6/2022). Langkah ini diambil setelah adanya pelanggaran wilayah udara selama operasi tempur junta militer Myanmar.
Pemerintah Thailand juga memerintahkan atase pertahanannya untuk mengeluarkan peringatan kepada pemerintah militer Myanmar.
“Dua jet tempur F-16 dikerahkan ketika radar mendeteksi sebuah pesawat di wilayah udara Thailand dekat perbatasan Myanmar, Kamis pagi,” kata juru bicara Angkatan Udara Thailand, Marsekal Prapat Sonjaidee.
"Sebuah pesawat dari sisi yang tidak diketahui melanggar perbatasan di atas distrik Phop Phra di provinsi Tak, saat menyerang kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan," tambah Prapat, seperti dikutip dari Reuters.
Seorang juru bicara junta Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Militer Myanmar telah meningkatkan operasi terhadap tentara etnis minoritas sejak kudeta tahun lalu dan menghadapi perlawanan di berbagai bidang, dari musuh lama hingga kelompok militan yang baru dibentuk dan bersekutu dengan pemerintah yang digulingkan.
Aktivis dan kelompok bantuan mengutuk penggunaan artileri dan serangan udara oleh junta di wilayah sipil. Pekan ini, Badan Kemanusiaan PBB memperkirakan, hampir 760.000 orang telah mengungsi akibat konflik di seluruh Myanmar sejak kudeta.
Seorang saksi di Thailand mengatakan kepada Reuters, sebuah jet tempur terlihat di dua desa sekitar 5 km dari perbatasan. Kemunculan jet tempur itu memicu kepanikan di antara penduduk, dengan satu sekolah mengirim siswanya ke tempat perlindungan bom.
Angkatan Udara Thailand mengatakan, salah satu atasenya di Yangon telah diinstruksikan untuk memperingatkan badan-badan terkait di Myanmar dan meminta mereka untuk mencegah pelanggaran di masa depan.
Pihak berwenang Thailand juga menyatakan, hampir 300 orang telah melarikan diri dari intensifikasi operasi militer di negara bagian Karen Myanmar dalam beberapa hari terakhir.
Pemerintah Thailand juga memerintahkan atase pertahanannya untuk mengeluarkan peringatan kepada pemerintah militer Myanmar.
“Dua jet tempur F-16 dikerahkan ketika radar mendeteksi sebuah pesawat di wilayah udara Thailand dekat perbatasan Myanmar, Kamis pagi,” kata juru bicara Angkatan Udara Thailand, Marsekal Prapat Sonjaidee.
"Sebuah pesawat dari sisi yang tidak diketahui melanggar perbatasan di atas distrik Phop Phra di provinsi Tak, saat menyerang kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan," tambah Prapat, seperti dikutip dari Reuters.
Seorang juru bicara junta Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Militer Myanmar telah meningkatkan operasi terhadap tentara etnis minoritas sejak kudeta tahun lalu dan menghadapi perlawanan di berbagai bidang, dari musuh lama hingga kelompok militan yang baru dibentuk dan bersekutu dengan pemerintah yang digulingkan.
Aktivis dan kelompok bantuan mengutuk penggunaan artileri dan serangan udara oleh junta di wilayah sipil. Pekan ini, Badan Kemanusiaan PBB memperkirakan, hampir 760.000 orang telah mengungsi akibat konflik di seluruh Myanmar sejak kudeta.
Seorang saksi di Thailand mengatakan kepada Reuters, sebuah jet tempur terlihat di dua desa sekitar 5 km dari perbatasan. Kemunculan jet tempur itu memicu kepanikan di antara penduduk, dengan satu sekolah mengirim siswanya ke tempat perlindungan bom.
Angkatan Udara Thailand mengatakan, salah satu atasenya di Yangon telah diinstruksikan untuk memperingatkan badan-badan terkait di Myanmar dan meminta mereka untuk mencegah pelanggaran di masa depan.
Pihak berwenang Thailand juga menyatakan, hampir 300 orang telah melarikan diri dari intensifikasi operasi militer di negara bagian Karen Myanmar dalam beberapa hari terakhir.
(esn)