Kisah Gavric Momcilo, Bocah 8 Tahun yang Jadi Serdadu Militer di Perang Dunia I
loading...
A
A
A
Akibat kekalahan itu, pasukan Serbia yang selamat termasuk Momcilo lari ke Yunani sambil menerjang cuaca dingin. Sesampainya di Yunani, mereka dianugerahi medali.
Selama tinggal di Thessaloniki, Yunani, prajurit cilik ini mendapatkan pendidikan tingkat dasar sembari menunggu pasukan Serbia kembali pulih.
Momcilo kembali memperkuat tentara Serbia dalam Pertempuran Kaymakchalan pada tahun 1916. Selama perang ini, prajurit berjuluk "The son of the Division" itu bertemu dengan komandan militer Ivojin Misi.
Sang komandan terkejut Momcilo, yang saat itu berusia 10 tahun, berdiri di tengah medan pertempuran. Ivojin tanpa ragu langsung mempromosikannya ke pangkat yang lebih tinggi yaitu sersan.
Sama seperti tentara lain, dalam perang, Momcilo juga mendapat banyak luka. Pada akhir Perang Dunia I, dia harus menyaksikan kelahiran negara Yugoslavia.
Namun setelah perang, bocah itu harus menghadapi beberapa tragedi termasuk dituduh melarikan diri dari dinas militernya pada 1929. Banyak orang tidak mempercayai cerita tentangnya meskipun terdapat beberapa bukti dokumentasi.
Dia juga sempat ditangkap dua kali selama Perang Dunia I oleh Nazi yang mengirimnya ke kamp konsentrasi dekat Belgrad.
Momcilo sempat lolos dari hukuman mati ketika dituduh oleh para komunis yang menganggapnya telah bersekongkol dengan Nazi.
Pada akhirnya, bocah yang telah merasakan pedihnya peperangan tersebut dapat hidup dengan damai sampai dia meninggal pada 1993 di usianya yang ke-87 tahun kala itu.
Untuk mengabadikan jasa Mocilo, didirikanlah monumen di Belgrad oleh pemerintah Yugoslavia.
Selama tinggal di Thessaloniki, Yunani, prajurit cilik ini mendapatkan pendidikan tingkat dasar sembari menunggu pasukan Serbia kembali pulih.
Momcilo kembali memperkuat tentara Serbia dalam Pertempuran Kaymakchalan pada tahun 1916. Selama perang ini, prajurit berjuluk "The son of the Division" itu bertemu dengan komandan militer Ivojin Misi.
Sang komandan terkejut Momcilo, yang saat itu berusia 10 tahun, berdiri di tengah medan pertempuran. Ivojin tanpa ragu langsung mempromosikannya ke pangkat yang lebih tinggi yaitu sersan.
Sama seperti tentara lain, dalam perang, Momcilo juga mendapat banyak luka. Pada akhir Perang Dunia I, dia harus menyaksikan kelahiran negara Yugoslavia.
Namun setelah perang, bocah itu harus menghadapi beberapa tragedi termasuk dituduh melarikan diri dari dinas militernya pada 1929. Banyak orang tidak mempercayai cerita tentangnya meskipun terdapat beberapa bukti dokumentasi.
Dia juga sempat ditangkap dua kali selama Perang Dunia I oleh Nazi yang mengirimnya ke kamp konsentrasi dekat Belgrad.
Momcilo sempat lolos dari hukuman mati ketika dituduh oleh para komunis yang menganggapnya telah bersekongkol dengan Nazi.
Pada akhirnya, bocah yang telah merasakan pedihnya peperangan tersebut dapat hidup dengan damai sampai dia meninggal pada 1993 di usianya yang ke-87 tahun kala itu.
Untuk mengabadikan jasa Mocilo, didirikanlah monumen di Belgrad oleh pemerintah Yugoslavia.