AS-Taliban Kembali Bahas Proses Perdamaian Afghanistan
loading...
A
A
A
KABUL - Kepala kantor politik Taliban di Doha, Qatar, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengadakan konferensi video untuk membahas proses perdamaian Afghanistan . Hal itu dilakukan dalam upaya untuk menghilangkan rintangan menuju pembicaraan perdamaian.
Meningkatnya kekerasan dan perdebatan terkait pertukaran tawanan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban telah menunda pembicaraan yang akan dimulai pada bulan Maret antara kelompok pemberontak dan sebuah tim pemerintah.
Di Twitter, juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan pembicaraan antara pejabat Taliban, Mullah Baradar, dan Pompeo membahas implementasi penuh perjanjian Doha dan penarikan pasukan asing, serta pembebasan tahanan, pembicaraan intra-Afghanistan dan pengurangan pertempuran .
Perjanjian Doha, yang ditandatangani antara AS dan Taliban pada Februari, menyusun rencana untuk penarikan pasukan asing dari negara yang dilanda perang itu dengan imbalan jaminan keamanan dari kelompok pemberontak.
"Baradar sekali lagi menegaskan bahwa Taliban berkomitmen untuk tidak membiarkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan (untuk melancarkan serangan) terhadap negara mana pun," kata Shaheen.
"Pompeo mengakui bahwa kelompok pemberontak telah menurunkan grafik perang dengan tidak menyerang kota-kota dan pangkalan-pangkalan militer utama, tetapi mengatakan lebih banyak yang perlu dilakukan oleh semua pihak," tambah juru bicara itu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (30/6/2020).
Dikatakan oleh Shaheen, Baradar mengatakan kepada Pompeo bahwa penundaan pembicaraan itu karena pemerintah Afghanistan tidak membebaskan jumlah tahanan yang disepakati.
Kabul dan beberapa negara asing telah menyuarakan keprihatinan tentang pembebasan sekitar 200 tahanan yang menurut mereka terlibat dalam serangan besar di Afghanistan.
Sejak pakta Doha, para pejuang Taliban telah melancarkan 44 serangan dan membunuh atau melukai rata-rata 24 warga sipil setiap hari, Javid Faisal, juru bicara penasihat keamanan nasional Afghanistan, mengatakan pada hari Selasa. (Baca: Pasca Teken Kesepakatan dengan AS, Serangan Taliban Semakin Menggila )
"Baradar mengatakan kepada Pompeo bahwa peningkatan serangan itu karena provokasi oleh pemerintah di daerah-daerah di bawah kendali Taliban," Shaheen menambahkan.
Kedutaan AS di Kabul tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.
Konferensi Baradar-Pompeo datang di tengah-tengah laporan media AS bahwa intelijen Amerika telah memberi tahu Presiden Donald Trump tentang milisi yang terkait dengan Taliban mengumpulkan hadiah dari Rusia untuk menyerang pasukan asing di Afghanistan. (Baca: NYT: Intel AS Sebut Rusia Perintahkan Pembunuhan Tentara Amerika di Afghanistan )
Trump membantah mendapat pengarahan semacam itu.(Baca: Soal Isu Hadiah untuk Tewaskan Tentara AS, Ini Kata Trump )
Meningkatnya kekerasan dan perdebatan terkait pertukaran tawanan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban telah menunda pembicaraan yang akan dimulai pada bulan Maret antara kelompok pemberontak dan sebuah tim pemerintah.
Di Twitter, juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan pembicaraan antara pejabat Taliban, Mullah Baradar, dan Pompeo membahas implementasi penuh perjanjian Doha dan penarikan pasukan asing, serta pembebasan tahanan, pembicaraan intra-Afghanistan dan pengurangan pertempuran .
Perjanjian Doha, yang ditandatangani antara AS dan Taliban pada Februari, menyusun rencana untuk penarikan pasukan asing dari negara yang dilanda perang itu dengan imbalan jaminan keamanan dari kelompok pemberontak.
"Baradar sekali lagi menegaskan bahwa Taliban berkomitmen untuk tidak membiarkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan (untuk melancarkan serangan) terhadap negara mana pun," kata Shaheen.
"Pompeo mengakui bahwa kelompok pemberontak telah menurunkan grafik perang dengan tidak menyerang kota-kota dan pangkalan-pangkalan militer utama, tetapi mengatakan lebih banyak yang perlu dilakukan oleh semua pihak," tambah juru bicara itu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (30/6/2020).
Dikatakan oleh Shaheen, Baradar mengatakan kepada Pompeo bahwa penundaan pembicaraan itu karena pemerintah Afghanistan tidak membebaskan jumlah tahanan yang disepakati.
Kabul dan beberapa negara asing telah menyuarakan keprihatinan tentang pembebasan sekitar 200 tahanan yang menurut mereka terlibat dalam serangan besar di Afghanistan.
Sejak pakta Doha, para pejuang Taliban telah melancarkan 44 serangan dan membunuh atau melukai rata-rata 24 warga sipil setiap hari, Javid Faisal, juru bicara penasihat keamanan nasional Afghanistan, mengatakan pada hari Selasa. (Baca: Pasca Teken Kesepakatan dengan AS, Serangan Taliban Semakin Menggila )
"Baradar mengatakan kepada Pompeo bahwa peningkatan serangan itu karena provokasi oleh pemerintah di daerah-daerah di bawah kendali Taliban," Shaheen menambahkan.
Kedutaan AS di Kabul tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.
Konferensi Baradar-Pompeo datang di tengah-tengah laporan media AS bahwa intelijen Amerika telah memberi tahu Presiden Donald Trump tentang milisi yang terkait dengan Taliban mengumpulkan hadiah dari Rusia untuk menyerang pasukan asing di Afghanistan. (Baca: NYT: Intel AS Sebut Rusia Perintahkan Pembunuhan Tentara Amerika di Afghanistan )
Trump membantah mendapat pengarahan semacam itu.(Baca: Soal Isu Hadiah untuk Tewaskan Tentara AS, Ini Kata Trump )
(ber)