4 Cara China Duduki Taiwan: dari Blokade Hingga Serangan Kilat 48 Jam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para analis percaya para perencana militer China sedang mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mengambil alih Taiwan , termasuk mencekik pulau itu dengan blokade dan serangan kilat 48 jam.
Skenario yang paling mengkhawatirkan melibatkan serangan darat, laut, dan udara besar-besaran untuk menyelesaikan invasi dalam dua hari di mana itu adalah waktu yang dibutuhkan oleh Barat untuk merespons.
Ketakutan akan invasi meninggi setelah China mengepung Taiwan dengan banyak peralatan militer yang ambil bagian dalam latihan perang yang mengancam.
Para pengamat mengatakan latihan itu dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan kepada Amerika Serikat (AS) - tetapi juga untuk melemahkan kekuatan pertahanan Taiwan dan menguji kesungguhan Barat.
Apakah sekutu pimpinan AS akan bergegas membantu Taiwan - dan seberapa cepat - dikatakan sebagai pertimbangan utama bagi para ahli strategi di Beijing.
Empat skenario yang mungkin sedang dibahas termasuk rencana serangan rudal dan perampasan tanah yang menghentikan invasi penuh.
Ini akan menambah tekanan pada Taiwan dan menguji apakah Presiden AS Joe Biden benar-benar ingin berperang setelah janjinya untuk mempertahankan pulau itu.
"Dan jika China benar-benar memutuskan untuk mengambil Taiwan, itu bisa bertujuan untuk menyelesaikan serangan kilat 48 jam yang membuat Barat berebut untuk merespons," kata sumber diplomatik mengatakan kepada The Sunday Telegraph yang dikutip dari The Sun, Minggu (7/8/2022).
Diperkirakan jendela waktu penting untuk bertindak telah disimpulkan dari kegagalan Rusia untuk merebut Kiev dan menggulingkan pemerintahan Volodymyr Zelensky.
Skenario yang paling mengkhawatirkan melibatkan serangan darat, laut, dan udara besar-besaran untuk menyelesaikan invasi dalam dua hari di mana itu adalah waktu yang dibutuhkan oleh Barat untuk merespons.
Ketakutan akan invasi meninggi setelah China mengepung Taiwan dengan banyak peralatan militer yang ambil bagian dalam latihan perang yang mengancam.
Para pengamat mengatakan latihan itu dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan kepada Amerika Serikat (AS) - tetapi juga untuk melemahkan kekuatan pertahanan Taiwan dan menguji kesungguhan Barat.
Apakah sekutu pimpinan AS akan bergegas membantu Taiwan - dan seberapa cepat - dikatakan sebagai pertimbangan utama bagi para ahli strategi di Beijing.
Empat skenario yang mungkin sedang dibahas termasuk rencana serangan rudal dan perampasan tanah yang menghentikan invasi penuh.
Ini akan menambah tekanan pada Taiwan dan menguji apakah Presiden AS Joe Biden benar-benar ingin berperang setelah janjinya untuk mempertahankan pulau itu.
"Dan jika China benar-benar memutuskan untuk mengambil Taiwan, itu bisa bertujuan untuk menyelesaikan serangan kilat 48 jam yang membuat Barat berebut untuk merespons," kata sumber diplomatik mengatakan kepada The Sunday Telegraph yang dikutip dari The Sun, Minggu (7/8/2022).
Diperkirakan jendela waktu penting untuk bertindak telah disimpulkan dari kegagalan Rusia untuk merebut Kiev dan menggulingkan pemerintahan Volodymyr Zelensky.