Israel Nekat Caplok Tepi Barat 1 Juli, Tak Peduli Terjadi Konflik Besar

Senin, 29 Juni 2020 - 12:14 WIB
loading...
A A A
"Garis panjang presiden Amerika Serikat telah dikalahkan oleh perdana menteri Israel untuk membawa kami ke titik ini," ujar Landis kepada The Washington Times, yang dilansir Senin (29/6/2020).

Dia menambahkan bahwa kemungkinan Palestina akan dirugikan, dan prediksi akan datangnya malapetaka akan terjadi adalah hal yang berlebihan.

“Saya tidak percaya bahwa aneksasi akan melepaskan neraka di seluruh wilayah. Sebagian besar orang Arab merasa putus asa tentang masalah Palestina," ujarnya.

"Israel telah menjadi begitu kuat, memindahkan begitu banyak warganya ke tanah Palestina, dan orang-orang Arab begitu lemah dan terpecah, sehingga orang-orang Arab putus asa bahwa aneksasi dapat dihentikan."

Untuk memenangkan pemilu pada bulan Maret lalu, Netanyahu bersumpah kepada blok politik sayap kanan Israel bahwa dia akan maju dengan aneksasi besar pada 1 Juli.

Sumpahnya datang berbulan-bulan setelah pemerintahan Trump meluncurkan peta jalan baru untuk perdamaian Timur Tengah yang dijuluki sebagai "Kesepakatan Abad Ini". Proposal rancangan pemerintah Trump itu menyatakan bahwa Washington bersiap untuk mengakui kontrol Israel atas bagian-bagian utama Tepi Barat.

Namun, sikap administrasi Trump mulai terpecah dalam masalah ini. Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan dengan syarat anonim pada hari Kamis "belum ada keputusan akhir" pada langkah selanjutnya untuk menerapkan peta jalan damai Timur Tengah yang dibuat administrasi Trump. (Baca juga: Bahas Pencaplokan Tepi Barat, Bos Mossad Temui Raja Yordania )

Arab Marah

Yordania sangat kritis terhadap upaya aneksasi bagian-bagian Tepi Barat oleh Israel. Amman telah mengeluarkan peringatan terhadap aneksasi tanah Palestina tersebut dan menyerukan Israel agar kembali ke perbatasan 1967 dengan negara Palestina baru yang meliputi seluruh Tepi Barat.

Ada kekhawatiran bahwa Yordania akan merespons dengan menangguhkan kesepakatan gas senilai USD10 miliar. Kesepakatan yang berlaku saat ini memungkinkan aliran gas alam Israel ke pembangkit listrik Yordania.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0987 seconds (0.1#10.140)