Profil Fatima Payman, Senator Australia yang Serukan Gadis Muda Bangga Berhijab
loading...
A
A
A
Aktivitas selama masa kuliah pada tahun 2013 merupakan pilar karir politiknya. Ia mulai menjadi sukarelawan dengan mengumpulkan dana untuk Penny Appeal Australia saat mengajar siswa sekolah menengah. Dia bergabung dengan Edmund Rice Center untuk membantu mengembangkan dan meningkatkan keterampilan para pemimpin komunitas muda. Sejak 2017, Fatima telah bekerja sama dengan Polisi WA untuk membantu mereka lebih memahami hambatan yang dihadapi oleh pemuda dan komunitas yang beragam budaya.
Selain itu, meski menjadi mahasiswa pascasarjana di Ilmu Farmasi, ia kemudian bergabung dengan Serikat Pekerja Bersatu pada 2018 sebagai penyelenggara.
Ini sejatinya bukanlah hal yang asing bagi Fatimah karena darah politik mengalir dalam dirinya. Sang kakek dikabarkan adalah anggota parlemen Afghanistan.
Ia pun kemudian mencoba peruntungannya di panggung politik Australia dengan mencalonkan diri sebagai senator. Dia berada di urutan ketiga dalam tiket Senat Partai Buruh pada pemilihan federal Australia pada tahun 2022. Dia berencana untuk menggunakan pemilihan tahun 2022 sebagai "latihan" sebelum berkomitmen untuk pencalonan tahun 2025.
Ketika Fatima menjadi warga negara Australia melalui naturalisasi pada tahun 2005, dia masih memiliki kewarganegaraan Afghanistan. Ia kemudian berbicara kepada kedutaan Afghanistan di Australia pada Oktober 2021 untuk meninggalkan kewarganegaraan Afghanistannya karena Pasal 44 Konstitusi Australia mengamanatkan bahwa semua kandidat adalah warga negara Australia saja.
Tak disangka, Fatima berhasil memenangkan kursi terakhir Senat dengan 6,92% untuk Partai Buruh dan 9,24% melawan partai Liberal dalam pemungutan suara Senat Australia Barat. Dia adalah senator termuda ketiga dalam sejarah Australia karena terpilih pada usia 27 tahun.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menyambut baik kemenangan Senator Fatima ke dalam tim Buruh. SBS News menyebutnya sebagai tulang punggung kemajuan Australia dan Senator Buruh.
Selain itu, meski menjadi mahasiswa pascasarjana di Ilmu Farmasi, ia kemudian bergabung dengan Serikat Pekerja Bersatu pada 2018 sebagai penyelenggara.
Ini sejatinya bukanlah hal yang asing bagi Fatimah karena darah politik mengalir dalam dirinya. Sang kakek dikabarkan adalah anggota parlemen Afghanistan.
Ia pun kemudian mencoba peruntungannya di panggung politik Australia dengan mencalonkan diri sebagai senator. Dia berada di urutan ketiga dalam tiket Senat Partai Buruh pada pemilihan federal Australia pada tahun 2022. Dia berencana untuk menggunakan pemilihan tahun 2022 sebagai "latihan" sebelum berkomitmen untuk pencalonan tahun 2025.
Ketika Fatima menjadi warga negara Australia melalui naturalisasi pada tahun 2005, dia masih memiliki kewarganegaraan Afghanistan. Ia kemudian berbicara kepada kedutaan Afghanistan di Australia pada Oktober 2021 untuk meninggalkan kewarganegaraan Afghanistannya karena Pasal 44 Konstitusi Australia mengamanatkan bahwa semua kandidat adalah warga negara Australia saja.
Tak disangka, Fatima berhasil memenangkan kursi terakhir Senat dengan 6,92% untuk Partai Buruh dan 9,24% melawan partai Liberal dalam pemungutan suara Senat Australia Barat. Dia adalah senator termuda ketiga dalam sejarah Australia karena terpilih pada usia 27 tahun.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menyambut baik kemenangan Senator Fatima ke dalam tim Buruh. SBS News menyebutnya sebagai tulang punggung kemajuan Australia dan Senator Buruh.
(ian)