Profil Fatima Payman, Senator Australia yang Serukan Gadis Muda Bangga Berhijab

Sabtu, 30 Juli 2022 - 11:03 WIB
loading...
Profil Fatima Payman, Senator Australia yang Serukan Gadis Muda Bangga Berhijab
Fatima Payman. Foto/Crikey
A A A
JAKARTA - Sosok perempuan cantik bernama Fatima Payman mendadak menarik perhatian khalayak Australia . Ia adalah senator berhijab pertama di Australia Barat. Tak hanya itu, saat menyampaikan pidato pertamanya di depan Senat pada Rabu lalu ia mengeluarkan pernyataan yang cukup menarik.

“Seratus tahun yang lalu, apalagi 10 tahun yang lalu, apakah Parlemen ini akan menerima seorang wanita yang memilih hijbab untuk dipilih?” tanya dia.

“Saya ingin gadis-gadis muda yang memutuskan untuk mengenakan hijab melakukannya dengan bangga dan melakukannya dengan pengetahuan bahwa mereka memiliki hak untuk memakainya," ujarnya.



Ini adalah sebuah sejarah. Pasalnya, sebelumnya tidak ada Senator terpilih yang memberikan pidato di parlemen dengan mengenakan hijab.

Sejak itu, biografi Fatima Payman telah menjadi topik hangat bagi mereka yang percaya perempuan itu dapat melakukan sesuatu yang hebat.

Fatima adalah seorang Muslimah Australia yang dengan akar budaya dari Afghanistan. Ia adalah putri tertua dari empat bersaudara dan dibesarkan di pinggiran utara Perth.

Ayah Fatima tiba di Australia sebagai pengungsi. Saat ia berusia 5 tahun, Taliban menyerang wilayahnya. Ia dan keluarganya pun pergi ke Australia dengan perahu pada 1999.

Ia menempuh pendidikan di Australian Islamic College Perth. Dia mengambil studi farmasi dan kedokteran daripada politik. Fatima memiliki gelar sarjana di bidang seni dalam antropologi dan sosiologi.



Aktivitas selama masa kuliah pada tahun 2013 merupakan pilar karir politiknya. Ia mulai menjadi sukarelawan dengan mengumpulkan dana untuk Penny Appeal Australia saat mengajar siswa sekolah menengah. Dia bergabung dengan Edmund Rice Center untuk membantu mengembangkan dan meningkatkan keterampilan para pemimpin komunitas muda. Sejak 2017, Fatima telah bekerja sama dengan Polisi WA untuk membantu mereka lebih memahami hambatan yang dihadapi oleh pemuda dan komunitas yang beragam budaya.

Selain itu, meski menjadi mahasiswa pascasarjana di Ilmu Farmasi, ia kemudian bergabung dengan Serikat Pekerja Bersatu pada 2018 sebagai penyelenggara.

Ini sejatinya bukanlah hal yang asing bagi Fatimah karena darah politik mengalir dalam dirinya. Sang kakek dikabarkan adalah anggota parlemen Afghanistan.

Ia pun kemudian mencoba peruntungannya di panggung politik Australia dengan mencalonkan diri sebagai senator. Dia berada di urutan ketiga dalam tiket Senat Partai Buruh pada pemilihan federal Australia pada tahun 2022. Dia berencana untuk menggunakan pemilihan tahun 2022 sebagai "latihan" sebelum berkomitmen untuk pencalonan tahun 2025.

Ketika Fatima menjadi warga negara Australia melalui naturalisasi pada tahun 2005, dia masih memiliki kewarganegaraan Afghanistan. Ia kemudian berbicara kepada kedutaan Afghanistan di Australia pada Oktober 2021 untuk meninggalkan kewarganegaraan Afghanistannya karena Pasal 44 Konstitusi Australia mengamanatkan bahwa semua kandidat adalah warga negara Australia saja.



Tak disangka, Fatima berhasil memenangkan kursi terakhir Senat dengan 6,92% untuk Partai Buruh dan 9,24% melawan partai Liberal dalam pemungutan suara Senat Australia Barat. Dia adalah senator termuda ketiga dalam sejarah Australia karena terpilih pada usia 27 tahun.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menyambut baik kemenangan Senator Fatima ke dalam tim Buruh. SBS News menyebutnya sebagai tulang punggung kemajuan Australia dan Senator Buruh.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)