China Ancam Ambil Tindakan Tegas Jika Ketua DPR AS Kunjungi Taiwan
loading...
A
A
A
BEIJING - China akan mengambil "langkah tegas dan kuat" jika Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, melanjutkan rencana untuk mengunjungi Taiwan . Ancaman itu dikeluarkan Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (19/7/2022).
Financial Times melaporkan Pelosi akan mengunjungi Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri pada Agustus. Dia awalnya dijadwalkan untuk mengunjungi negara itu pada bulan April lalu tetapi harus ditunda setelah dinyatakan positif COVID-19.
Pelosi akan menjadi anggota parlemen Amerika dengan posisi tertinggi yang mengunjungi sekutu dekat AS itu sejak pendahulunya sebagai Ketua DPR, Newt Gingrich, berkunjung ke sana 25 tahun lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijiang mengatakan, kunjungan Pelosi akan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, berdampak serius pada fondasi hubungan China-AS dan mengirim sinyal yang sangat salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan.
“Jika AS bersikeras untuk mengambil jalan yang salah, China akan mengambil tindakan tegas dan kuat untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata Zhao seperti dikutip dari AP.
Zhao tidak memberikan rincian tentang tindakan potensial apa yang mungkin diambil China sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi, tetapi Beijing umumnya menggunakan penerbangan militer dan latihan perang untuk menunjukkan ketidakpuasannya.
Pilot China juga dituduh melakukan tindakan agresif terhadap pesawat pengintai dari AS dan sekutunya yang beroperasi di wilayah udara internasional di lepas pantai China, sambil menggunakan laser dan metode lain untuk mengganggu kapal perang asing di Laut China Selatan.
Ancaman paling serius China terhadap Taiwan terjadi pada 1995-96, ketika negara itu mengadakan latihan militer dan meluncurkan rudal ke perairan utara dan selatan pulau itu sebagai tanggapan atas kunjungan Presiden Lee Teng-hui ke AS.
China dalam beberapa hari terakhir juga telah meningkatkan retorikanya atas penjualan senjata AS ke Taiwan, menuntut pembatalan kesepakatan senilai sekitar USD108 juta yang akan meningkatkan peluang angkatan bersenjatanya untuk bertahan hidup melawan musuhnya yang jauh lebih besar.
China memiliki militer terbesar di dunia, dengan angkatan laut yang semakin canggih dan inventaris rudal cukup besar yang diarahkan melintasi Selat Taiwan selebar 180 kilometer.
"Tentara Pembebasan Rakyat China akan dengan tegas menggagalkan segala bentuk campur tangan oleh kekuatan eksternal dan plot separatis 'kemerdekaan Taiwan,'" kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya.
China telah berjanji untuk mencaplok Taiwan dengan paksa jika perlu, dan telah menerbarkan ancaman itu dengan menerbangkan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan dan mengadakan latihan militer berdasarkan skenario invasi. Dikatakan tindakan itu bertujuan untuk menghalangi para pendukung kemerdekaan formal Taiwan dan sekutu asing - terutama AS - untuk membantunya, lebih dari 70 tahun setelah kedua belah pihak terpecah di tengah perang saudara.
Sementara Washington mempertahankan kebijakan "ambiguitas strategis" mengenai apakah akan membela Taiwan dalam konflik dengan China, hukum AS mengharuskannya untuk memastikan pulau itu memiliki sarana untuk mempertahankan diri dan mempertimbangkan ancaman terhadap keamanannya sebagai masalah yang "sangat memprihatinkan."
Washington hanya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan untuk menghormati Beijing, tetapi merupakan sekutu politik dan sumber senjata pertahanan terkuat di pulau itu.
Financial Times melaporkan Pelosi akan mengunjungi Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri pada Agustus. Dia awalnya dijadwalkan untuk mengunjungi negara itu pada bulan April lalu tetapi harus ditunda setelah dinyatakan positif COVID-19.
Pelosi akan menjadi anggota parlemen Amerika dengan posisi tertinggi yang mengunjungi sekutu dekat AS itu sejak pendahulunya sebagai Ketua DPR, Newt Gingrich, berkunjung ke sana 25 tahun lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijiang mengatakan, kunjungan Pelosi akan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, berdampak serius pada fondasi hubungan China-AS dan mengirim sinyal yang sangat salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan.
“Jika AS bersikeras untuk mengambil jalan yang salah, China akan mengambil tindakan tegas dan kuat untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata Zhao seperti dikutip dari AP.
Zhao tidak memberikan rincian tentang tindakan potensial apa yang mungkin diambil China sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi, tetapi Beijing umumnya menggunakan penerbangan militer dan latihan perang untuk menunjukkan ketidakpuasannya.
Pilot China juga dituduh melakukan tindakan agresif terhadap pesawat pengintai dari AS dan sekutunya yang beroperasi di wilayah udara internasional di lepas pantai China, sambil menggunakan laser dan metode lain untuk mengganggu kapal perang asing di Laut China Selatan.
Ancaman paling serius China terhadap Taiwan terjadi pada 1995-96, ketika negara itu mengadakan latihan militer dan meluncurkan rudal ke perairan utara dan selatan pulau itu sebagai tanggapan atas kunjungan Presiden Lee Teng-hui ke AS.
China dalam beberapa hari terakhir juga telah meningkatkan retorikanya atas penjualan senjata AS ke Taiwan, menuntut pembatalan kesepakatan senilai sekitar USD108 juta yang akan meningkatkan peluang angkatan bersenjatanya untuk bertahan hidup melawan musuhnya yang jauh lebih besar.
China memiliki militer terbesar di dunia, dengan angkatan laut yang semakin canggih dan inventaris rudal cukup besar yang diarahkan melintasi Selat Taiwan selebar 180 kilometer.
"Tentara Pembebasan Rakyat China akan dengan tegas menggagalkan segala bentuk campur tangan oleh kekuatan eksternal dan plot separatis 'kemerdekaan Taiwan,'" kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya.
China telah berjanji untuk mencaplok Taiwan dengan paksa jika perlu, dan telah menerbarkan ancaman itu dengan menerbangkan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan dan mengadakan latihan militer berdasarkan skenario invasi. Dikatakan tindakan itu bertujuan untuk menghalangi para pendukung kemerdekaan formal Taiwan dan sekutu asing - terutama AS - untuk membantunya, lebih dari 70 tahun setelah kedua belah pihak terpecah di tengah perang saudara.
Sementara Washington mempertahankan kebijakan "ambiguitas strategis" mengenai apakah akan membela Taiwan dalam konflik dengan China, hukum AS mengharuskannya untuk memastikan pulau itu memiliki sarana untuk mempertahankan diri dan mempertimbangkan ancaman terhadap keamanannya sebagai masalah yang "sangat memprihatinkan."
Washington hanya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan untuk menghormati Beijing, tetapi merupakan sekutu politik dan sumber senjata pertahanan terkuat di pulau itu.
(ian)