Kapal Perang China dan Rusia Berkeliaran di Selatan Tokyo, Jepang Waspada
loading...
A
A
A
TOKYO - Jepang dalam siaga tinggi awal pekan ini setelah sejumlah kapal perang yang terlihat di selatan Tokyo menunjukkan peningkatan kehadiran pasukan Rusia dan China di dekat wilayah negara itu.
Menurut Japan Times tujuh kapal perang Rusia terlihat bergerak ke selatan di lepas pantai pulau paling utara Jepang, Hokkaido, pada Kamis dan Jumat, melewati Kepulauan Izu yang tidak berpenghuni.
Staf Gabungan Jepang membenarkan bahwa kapal asing tersebut dipantau oleh kapal dan pesawat dari Pasukan Bela Diri Maritim.
Sebelum Kamis, kapal perang Rusia tidak terlihat di dekat perairan Jepang sejak Oktober. Pada saat itu, total 10 kapal dari Rusia dan China terlihat bergerak di sekitar negara itu, meningkatkan alarm tentang negara-negara asing yang beroperasi di dekat Jepang.
Kemudian, pada Jumat pagi, sembilan kapal Rusia lagi terlihat di sekitar Tanjung Soya, dekat titik paling utara Hokkaido. Terlepas dari kekhawatiran tersebut, tidak ada kapal perang yang terlihat minggu lalu yang ditemukan benar-benar memasuki perairan Jepang dan tidak terlihat melakukan tindakan berbahaya.
Pasukan Rusia sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk menjalankan pelatihan skala besar di Samudra Pasifik dengan 40 kapal perang. Kementerian Pertahanan Jepang mencatat kemungkinan bahwa 16 kapal yang terlihat di dekat perairan negara itu mungkin ikut serta dalam latihan tersebut. Namun, hingga Sabtu, hal itu belum dikonfirmasi.
Staf Gabungan Jepang juga mengumumkan bahwa, pada waktu yang hampir bersamaan, dua kapal perusak rudal China terlihat melewati laut Jepang, menuju dari Selat Tsushima ke Laut Okhotsk seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (19/6/2022).
Newsweek telah menghubungi Kementerian Pertahanan Jepang untuk memberikan komentar.
Ketegangan antara Jepang dan Rusia baru-baru ini meningkat ketika pada akhir April Rusia memperingatkan potensi pembalasan jika kapal Jepang dan Amerika Serikat (AS) terus menjalankan latihan angkatan laut di dekat perairan Rusia.
Pernyataan itu, yang dibuat oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov, muncul sebagai tanggapan atas laporan bahwa Korps Marinir AS berencana untuk menjalankan latihan terbesarnya dengan Jepang pada bulan September dan Oktober, yang dikenal sebagai "Resolute Dragon," dengan lebih dari 4.000 anggota militer berpotensi ikut ambil bagian.
"Kami melihat tindakan seperti itu oleh pihak Jepang sebagai ancaman bagi keamanan negara kami," kata Morgulov kepada kantor berita milik negara RIA Novosti.
“Kami secara langsung memperingatkan Tokyo tentang hal ini melalui saluran diplomatik. Mereka harus siap dengan kenyataan bahwa jika praktik semacam itu berkembang, Rusia akan mengambil tindakan pembalasan demi memperkuat kemampuan pertahanannya,” imbuhnya.
Jepang dan AS, sebelum pernyataan dari Rusia ini, telah mengadakan sekitar 10 latihan angkatan laut bersama setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Menurut Japan Times tujuh kapal perang Rusia terlihat bergerak ke selatan di lepas pantai pulau paling utara Jepang, Hokkaido, pada Kamis dan Jumat, melewati Kepulauan Izu yang tidak berpenghuni.
Staf Gabungan Jepang membenarkan bahwa kapal asing tersebut dipantau oleh kapal dan pesawat dari Pasukan Bela Diri Maritim.
Sebelum Kamis, kapal perang Rusia tidak terlihat di dekat perairan Jepang sejak Oktober. Pada saat itu, total 10 kapal dari Rusia dan China terlihat bergerak di sekitar negara itu, meningkatkan alarm tentang negara-negara asing yang beroperasi di dekat Jepang.
Kemudian, pada Jumat pagi, sembilan kapal Rusia lagi terlihat di sekitar Tanjung Soya, dekat titik paling utara Hokkaido. Terlepas dari kekhawatiran tersebut, tidak ada kapal perang yang terlihat minggu lalu yang ditemukan benar-benar memasuki perairan Jepang dan tidak terlihat melakukan tindakan berbahaya.
Pasukan Rusia sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk menjalankan pelatihan skala besar di Samudra Pasifik dengan 40 kapal perang. Kementerian Pertahanan Jepang mencatat kemungkinan bahwa 16 kapal yang terlihat di dekat perairan negara itu mungkin ikut serta dalam latihan tersebut. Namun, hingga Sabtu, hal itu belum dikonfirmasi.
Staf Gabungan Jepang juga mengumumkan bahwa, pada waktu yang hampir bersamaan, dua kapal perusak rudal China terlihat melewati laut Jepang, menuju dari Selat Tsushima ke Laut Okhotsk seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (19/6/2022).
Newsweek telah menghubungi Kementerian Pertahanan Jepang untuk memberikan komentar.
Ketegangan antara Jepang dan Rusia baru-baru ini meningkat ketika pada akhir April Rusia memperingatkan potensi pembalasan jika kapal Jepang dan Amerika Serikat (AS) terus menjalankan latihan angkatan laut di dekat perairan Rusia.
Pernyataan itu, yang dibuat oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov, muncul sebagai tanggapan atas laporan bahwa Korps Marinir AS berencana untuk menjalankan latihan terbesarnya dengan Jepang pada bulan September dan Oktober, yang dikenal sebagai "Resolute Dragon," dengan lebih dari 4.000 anggota militer berpotensi ikut ambil bagian.
"Kami melihat tindakan seperti itu oleh pihak Jepang sebagai ancaman bagi keamanan negara kami," kata Morgulov kepada kantor berita milik negara RIA Novosti.
“Kami secara langsung memperingatkan Tokyo tentang hal ini melalui saluran diplomatik. Mereka harus siap dengan kenyataan bahwa jika praktik semacam itu berkembang, Rusia akan mengambil tindakan pembalasan demi memperkuat kemampuan pertahanannya,” imbuhnya.
Jepang dan AS, sebelum pernyataan dari Rusia ini, telah mengadakan sekitar 10 latihan angkatan laut bersama setelah invasi Moskow ke Ukraina.
(ian)