Menteri Pertahanan Jepang Kecam Tetangga Nuklir yang Abaikan Aturan

Sabtu, 11 Juni 2022 - 10:55 WIB
loading...
Menteri Pertahanan Jepang Kecam Tetangga Nuklir yang Abaikan Aturan
Menteri Pertahanan Jepang Kecam Tetangga Nuklir yang Abaikan Aturan. FOTO/Reuters
A A A
SINGAPURA - Manuver yang dilakukan China dan Rusia telah mempertajam kekhawatiran keamanan di Asia Timur. Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan dalam komentar yang luar biasa keras pada Sabtu (11/6/2022).

Seperti dilaporkan Reuters, Kishi menambahkan, Jepang berada di garis depan, ketika tetangga mencoba untuk mengubah norma-norma internasional.



"Jepang dikelilingi oleh aktor yang memiliki, atau sedang mengembangkan, senjata nuklir, dan yang secara terbuka mengabaikan aturan," kata Kishi di Singapura pada Dialog Shangri-La, pertemuan keamanan utama Asia.

Pada bulan Mei, China dan Rusia melakukan patroli udara bersama di perairan dekat Jepang dan Taiwan, yang pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina.

"Operasi militer bersama antara dua kekuatan militer yang kuat ini tidak diragukan lagi akan meningkatkan kekhawatiran di antara negara-negara lain," katanya.

Sementara Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida membuat poin yang sama dalam pidato utama Dialog Shangri-La malam sebelumnya, dengan mengatakan negaranya akan menyerukan peningkatan pengeluaran pertahanan dan mungkin mencari senjata serangan lanjutan. "Besok, Asia Timur mungkin menjadi Ukraina," katanya.



Keamanan dan stabilitas Selat Taiwan juga penting bagi keamanan Jepang dan dunia yang lebih luas, kata Kishi pada hari Sabtu, menyebut China sebagai "negara yang menjadi perhatian".

Dalam pidatonya, Kishi juga mengkritik Korea Utara, yang telah melakukan setidaknya 18 uji coba rudal tahun ini, dengan mengatakan bahwa rezim tidak boleh dibiarkan mengancam Jepang, kawasan dan komunitas internasional.

Dialog Shangri-La yang berlagsung selama tiga hari, yang menarik para pejabat tinggi militer, diplomat dan pembuat senjata dari seluruh dunia, dimulai pada Jumat (10/6/2022).

Invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah membuat khawatir Tokyo, karena hal itu dapat membentuk kekuatan militer sebagai cara untuk menyelesaikan perselisihan internasional dan mendorong China untuk mencoba dan menguasai Taiwan, yang terletak dekat dengan Jepang dan wilayah maritimnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1124 seconds (0.1#10.140)