Suami Tak Ada Kabar, Istri Prajurit Rusia Turun ke Jalan Menuntut Jawaban
loading...
A
A
A
KIEV - Istri tentara yang berperang untuk Rusia di wilayah Donbas, Ukraina , turun ke jalan menuntut jawaban atas keberadaan suami mereka yang tidak ada kabar lebih dari 100 hari setelah invasi dimulai.
Sebuah video yang diduga berisi istri tentara Rusia yang dimobilisasi di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memisahkan diri di Ukraina timur menunjukkan para wanita itu mengeluh bahwa mereka belum mendengar kabar dari suami mereka selama empat bulan dan mereka tidak diberi informasi apa pun.
Ketua DPR Denis Pushilin memerintahkan pengerahan semua orang yang mampu di wilayah itu pada 19 Februari lalu, hanya beberapa hari sebelum perang dimulai.
"Kami adalah istri dari yang dimobilisasi dari resimen ke-121, batalyon ke-2," kata seorang wanita, berbicara langsung ke kamera di depan sekelompok wanita, dan satu pria.
"Saat ini kami tidak tahu, selama empat bulan, di mana suami kami," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (16/6/2022).
Wanita itu mengatakan bahwa pada 24 Februari, hari di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" melawan Ukraina, suami mereka dilantik menjadi personel unit militer kota Komsomolsk, 08801.
"Saat ini, kami tidak tahu di mana mereka berada," katanya. "Selama empat bulan, tidak ada pembayaran kepada kami," sambungnya.
Dia mengatakan suami mereka seharusnya kembali pada 6 Juni, tetapi tidak pernah kembali.
"Dari resimen ke-121, hanya kompi ke-4 (batalion) yang berhasil sampai di sini," kata wanita itu, menambahkan bahwa unit militer "menolak" memberi tahu mereka di mana suami mereka berada dan tidak ada yang memberi mereka informasi apa pun.
Sebuah video yang diduga berisi istri tentara Rusia yang dimobilisasi di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memisahkan diri di Ukraina timur menunjukkan para wanita itu mengeluh bahwa mereka belum mendengar kabar dari suami mereka selama empat bulan dan mereka tidak diberi informasi apa pun.
Ketua DPR Denis Pushilin memerintahkan pengerahan semua orang yang mampu di wilayah itu pada 19 Februari lalu, hanya beberapa hari sebelum perang dimulai.
"Kami adalah istri dari yang dimobilisasi dari resimen ke-121, batalyon ke-2," kata seorang wanita, berbicara langsung ke kamera di depan sekelompok wanita, dan satu pria.
"Saat ini kami tidak tahu, selama empat bulan, di mana suami kami," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (16/6/2022).
Wanita itu mengatakan bahwa pada 24 Februari, hari di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" melawan Ukraina, suami mereka dilantik menjadi personel unit militer kota Komsomolsk, 08801.
"Saat ini, kami tidak tahu di mana mereka berada," katanya. "Selama empat bulan, tidak ada pembayaran kepada kami," sambungnya.
Dia mengatakan suami mereka seharusnya kembali pada 6 Juni, tetapi tidak pernah kembali.
"Dari resimen ke-121, hanya kompi ke-4 (batalion) yang berhasil sampai di sini," kata wanita itu, menambahkan bahwa unit militer "menolak" memberi tahu mereka di mana suami mereka berada dan tidak ada yang memberi mereka informasi apa pun.