Macron: Prancis Akan Lakukan Segalanya untuk Hentikan Pasukan Rusia
loading...
A
A
A
CONSTANTA - Presiden Emmanuel Macron mulai bersuara keras pada Rusia , setelah ia mengunjungi pasukan Prancis dan sekutu di pangkalan NATO di Rumania, Rabu (15/6/2022). Sebelumnya, sikap Macron pada Rusia sempat menjadi sorotan negara Barat.
Macron nampaknya berupaya meredakan kekhawatiran di Ukraina dan di antara beberapa sekutu Eropa atas sikapnya sebelumnya terhadap Moskow. Ia tiba di Rumania pada Selasa (14/6/2022) untuk perjalanan tiga hari ke sayap selatan NATO, termasuk Moldova.
Macron juga dilaporkan akan menuju ke Kiev pada Kamis (16/5/2022), dalam kunjungan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, kata dua sumber diplomatik.
Sebelumnya, Pemimpin Prancis itu telah dikritik oleh Ukraina dan sekutu Eropa timur karena apa yang mereka anggap sebagai dukungan ambigu untuk Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Pejabat Prancis dalam beberapa hari terakhir berusaha untuk memperkuat pesan publik. Sementara Macron tampaknya mengambil garis yang lebih keras pada Selasa malam, ketika dia tengah bersama pasukannya.
“Kami akan melakukan segalanya untuk menghentikan pasukan perang Rusia, untuk membantu Ukraina dan tentara mereka dan terus bernegosiasi,” katanya kepada pasukan Prancis dan NATO di sebuah pangkalan militer di Rumania.
“Tetapi untuk masa mendatang, kita perlu melindungi, mencegah, dan hadir,” lanjut Macron, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam beberapa pekan terakhir, Macron berulang kali mengatakan sangat penting untuk tidak “mempermalukan” Rusia, sehingga solusi diplomatik dapat ditemukan ketika pertempuran berakhir dan dia terus menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan Kremlin.
Prancis memimpin kelompok pertempuran NATO di Rumania yang terdiri dari sekitar 800 tentara, termasuk 500 tentara Prancis bersama yang lain dari Belanda dan Belgia. Paris juga telah mengerahkan sistem rudal permukaan-ke-udara.
Macron menuju ke Moldova pada Rabu malam untuk mendukung sebuah negara yang banyak ditakuti dapat ditarik ke dalam konflik di negara tetangga Ukraina. Kunjungan simbolis itu akan dilakukan sehari sebelum Komisi Eropa membuat rekomendasi tentang status Ukraina sebagai kandidat Uni Eropa.
Macron nampaknya berupaya meredakan kekhawatiran di Ukraina dan di antara beberapa sekutu Eropa atas sikapnya sebelumnya terhadap Moskow. Ia tiba di Rumania pada Selasa (14/6/2022) untuk perjalanan tiga hari ke sayap selatan NATO, termasuk Moldova.
Macron juga dilaporkan akan menuju ke Kiev pada Kamis (16/5/2022), dalam kunjungan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, kata dua sumber diplomatik.
Sebelumnya, Pemimpin Prancis itu telah dikritik oleh Ukraina dan sekutu Eropa timur karena apa yang mereka anggap sebagai dukungan ambigu untuk Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Pejabat Prancis dalam beberapa hari terakhir berusaha untuk memperkuat pesan publik. Sementara Macron tampaknya mengambil garis yang lebih keras pada Selasa malam, ketika dia tengah bersama pasukannya.
“Kami akan melakukan segalanya untuk menghentikan pasukan perang Rusia, untuk membantu Ukraina dan tentara mereka dan terus bernegosiasi,” katanya kepada pasukan Prancis dan NATO di sebuah pangkalan militer di Rumania.
“Tetapi untuk masa mendatang, kita perlu melindungi, mencegah, dan hadir,” lanjut Macron, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam beberapa pekan terakhir, Macron berulang kali mengatakan sangat penting untuk tidak “mempermalukan” Rusia, sehingga solusi diplomatik dapat ditemukan ketika pertempuran berakhir dan dia terus menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan Kremlin.
Prancis memimpin kelompok pertempuran NATO di Rumania yang terdiri dari sekitar 800 tentara, termasuk 500 tentara Prancis bersama yang lain dari Belanda dan Belgia. Paris juga telah mengerahkan sistem rudal permukaan-ke-udara.
Macron menuju ke Moldova pada Rabu malam untuk mendukung sebuah negara yang banyak ditakuti dapat ditarik ke dalam konflik di negara tetangga Ukraina. Kunjungan simbolis itu akan dilakukan sehari sebelum Komisi Eropa membuat rekomendasi tentang status Ukraina sebagai kandidat Uni Eropa.
(esn)