Amunisi Menipis, Ukraina: Kami Mengandalkan Bantuan Senjata Barat

Jum'at, 10 Juni 2022 - 18:42 WIB
loading...
Amunisi Menipis, Ukraina:...
Ukraian mengandalkan bantuan senjata dari Barat saat menipisnya amunisi artileri di tengah perang dengan Rusia. Foto/The Guardian
A A A
KIEV - Wakil kepala intelijen militer Ukraina mengatakan Kiev kalah melawan Rusia di garis depan dan sekarang hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan senjata dari barat untuk menghadang pasukan Moskow.

“Ini adalah perang artileri sekarang,” kata Vadym Skibitsky, wakil kepala intelijen militer Ukraina seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (10/6/2022).

Menurutnya, Ukraina kalah artileri dalam pertempuran di garis depan yang akan menentukan masa depan.

“Semuanya sekarang tergantung pada apa yang (Barat) berikan kepada kita,” ujar Skibitsky.

“Ukraina memiliki satu artileri (menghadapi) 10 hingga 15 artileri Rusia. Mitra barat kami telah memberi kami sekitar 10% dari apa yang mereka miliki,” jelasnya.

Menurut Skibitsky, Ukraina menggunakan 5.000 hingga 6.000 peluru artileri dalam sehari.

“Kami hampir menghabiskan semua amunisi (artileri) kami dan sekarang menggunakan peluru standar NATO kaliber 155,” katanya tentang amunisi yang ditembakkan dari artileri.

“Eropa juga mengirimkan peluru kaliber lebih rendah tetapi seiring (peluru) Eropa habis, jumlahnya semakin kecil,” ungkapnya.



Skibitsky menekankan perlunya barat untuk memasok Ukraina dengan sistem roket jarak jauh untuk menghancurkan artileri Rusia dari jauh. Minggu ini, penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan kepada Guardian bahwa Ukraina membutuhkan 60 peluncur roket ganda – lebih banyak dari yang dijanjikan Inggris dan Amerika Serikat (AS) sejauh ini – untuk memiliki peluang mengalahkan Rusia.

Ukraina telah mempersiapkan daftar senjata dan peralatan pertahanan yang akan diminta kepada barat pada pertemuan kelompok kontak dengan NATO di Brussels pada 15 Juni nanti.

Skibitsky berpikir konflik akan tetap didominasi perang artileri dalam waktu dekat dan jumlah serangan roket – yang dapat diluncurkan dari Rusia dan menghantam warga sipil – akan tetap pada tingkat saat ini.

Pada bulan pertama, Rusia terus-menerus menyerang Ukraina dengan roket tetapi dalam dua bulan terakhir telah melambat. Angka terbaru yang diterbitkan oleh kepala angkatan bersenjata Ukraina menegaskan bahwa Rusia meluncurkan antara 10 dan 14 hari.

Roket mahal untuk diproduksi. Setiap roket dapat berharga antara beberapa ratus ribu dolar hingga beberapa juta.

“Kami telah memperhatikan bahwa Rusia melakukan serangan roket yang jauh lebih sedikit dan telah menggunakan roket H-22; itu adalah roket Soviet tahun 1970-an,” ungkap Skibitsky.

“Ini menunjukkan bahwa Rusia kehabisan roket,” ia menyimpulkan.



Skibitsky mengatakan Rusia tidak dapat memproduksi roket dengan cepat karena sanksi dan telah menggunakan sekitar 60% dari pasokannya.

Suara sirene telah menjadi fitur sehari-hari bagi warga Ukraina. Sirene secara teratur berbunyi di beberapa wilayah secara bersamaan tetapi sebagian besar waktu, bagi orang-orang di lapangan, sirene itu lewat tanpa bunyi keras.

Menurut Skibitsky, setiap sirene menandakan sebuah roket telah memasuki wilayah udara Ukraina tetapi dampaknya tidak selalu dilaporkan karena alasan keamanan.

“Roket membutuhkan waktu antara 40 hingga 90 menit untuk berdampak, tergantung dari mana mereka diluncurkan. Kami tidak tahu di mana mereka akan mendarat,” kata Skibitsky.

Dia mencatat bahwa Rusia saat ini menggunakan pembom jarak jauh yang dapat mencapai daerah mana saja di Ukraina tanpa meninggalkan wilayah udara Rusia.

Mengenai tiga garis depan, Skibitsky mengatakan sebagian besar pasukan Rusia sekarang terkonsentrasi di wilayah Donbas dan berusaha menduduki perbatasan administratif republik Donetsk dan Luhansk. Ini adalah daerah, katanya, di mana pertempuran artileri yang paling berat.

Di timur laut Ukraina, sekitar Kharkiv, dia mengatakan pasukan Rusia fokus pada pertahanan setelah serangan balasan Ukraina mendorong mereka keluar dari beberapa kota dan desa di wilayah itu pada Mei lalu.

“Ancaman terhadap Kharkiv telah berkurang,” kata Skibitsky, dari kota terbesar kedua di Ukraina, yang telah dibom secara teratur sejak awal perang.



Terakhir, di Zaporizhzhia dan Kherson, dua wilayah selatan Ukraina yang hampir seluruhnya diduduki Rusia, pasukan Rusia menggali untuk jangka panjang, kata Skibitsky. Menurutnya, mereka membangun lini pertahanan ganda, terkadang tiga kali lipat.

“Sekarang akan lebih sulit untuk mendapatkan kembali wilayah itu,” kata Skibitsky. “Dan itulah mengapa kita membutuhkan senjata,” imbuhnya.

“Jika mereka berhasil di Donbas, mereka dapat menggunakan wilayah ini untuk melancarkan serangan lain ke Odesa, (kota) Zaporizhzhia (dan) Dnipro,” jelas Skibitsky tentang kota-kota besar di bawah kendali Ukraina yang dekat dengan Rusia selatan, daerah yang diduduki.

“Tujuan mereka adalah seluruh Ukraina dan banyak lagi,” ia menambahkan.

Intelijen militer Ukraina percaya bahwa Rusia dapat melanjutkan dengan kecepatan saat ini tanpa membuat lebih banyak senjata atau memobilisasi penduduk untuk satu tahun lagi.

Skibitsky tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Rusia akan membekukan perang untuk jangka waktu tertentu guna meyakinkan Barat agar mencabut sanksi.

“Tapi kemudian mereka akan memulainya lagi – lihat delapan tahun terakhir,” pungkasnya.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)