Kremlin: Operasi Militer Khusus di Ukraina Berakhir Ketika Tujuannya Tercapai
loading...
A
A
A
MOSKOW - Operasi militer khusus Rusia di Ukraina akan berakhir ketika tujuannya tercapai. Hal itu ditegaskan Juru Bicara Kremlin , Dmitry Peskov kepada wartawan, Kamis (9/6/2022).
"Presiden Rusia (Vladimir) Putin telah menguraikan tugas-tugas untuk operasi militer khusus ini. Pemenuhan tugas-tugas ini berarti akhir dari operasi militer khusus," kata Peskov, seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Ini adalah tanggapan yang diberikan Peskov ketika ditanya soal kapan berakhirnya operasi militer khusus. Pada saat yang sama, Peskov tidak mengomentari pernyataan bahwa hasil operasi khusus tidak dapat dicapai di bawah rezim Ukraina saat ini.
Moskow juga menegaskan akan segera merespons jika Rusia diserang dengan sistem senjata jarak jauh. Hal itu diungkapkan Kepala Delegasi Rusia untuk Perundingan Keamanan Militer dan Kontrol Senjata di Wina Konstantin Gavrilov kepada saluran TV Rossiya-24.
“Kami secara khusus menyoroti pengiriman (ke Ukraina) Howitzer jarak jauh dan HIMARS MLRS yang mengancam tidak hanya Donbass, tetapi juga Rusia. Kami telah dengan jelas menetapkan sikap Rusia: jika Federasi Rusia diserang dengan serangan jarak jauh ini, sistem tanggapan terhadap pusat pengambilan keputusan akan segera," tegasnya.
Utusan itu mencatat bahwa darknet sekarang dipenuhi dengan tawaran untuk menjual senjata yang telah diterima Ukraina dari AS. "Saya pikir, ini terjadi bukan tanpa keterlibatan militer dan kepemimpinan politik Ukraina. Saya tidak mengesampingkan apa pun lagi," tambahnya.
Menurut diplomat itu, janji rezim Kiev bahwa Ukraina tidak akan menggunakan sistem HIMARS untuk menyerang Rusia "tidak bernilai sepeser pun."
Pekan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa mereka akan memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi). Dilaporkan bahwa batch pertama akan mencakup empat sistem roket.
"Presiden Rusia (Vladimir) Putin telah menguraikan tugas-tugas untuk operasi militer khusus ini. Pemenuhan tugas-tugas ini berarti akhir dari operasi militer khusus," kata Peskov, seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Ini adalah tanggapan yang diberikan Peskov ketika ditanya soal kapan berakhirnya operasi militer khusus. Pada saat yang sama, Peskov tidak mengomentari pernyataan bahwa hasil operasi khusus tidak dapat dicapai di bawah rezim Ukraina saat ini.
Moskow juga menegaskan akan segera merespons jika Rusia diserang dengan sistem senjata jarak jauh. Hal itu diungkapkan Kepala Delegasi Rusia untuk Perundingan Keamanan Militer dan Kontrol Senjata di Wina Konstantin Gavrilov kepada saluran TV Rossiya-24.
“Kami secara khusus menyoroti pengiriman (ke Ukraina) Howitzer jarak jauh dan HIMARS MLRS yang mengancam tidak hanya Donbass, tetapi juga Rusia. Kami telah dengan jelas menetapkan sikap Rusia: jika Federasi Rusia diserang dengan serangan jarak jauh ini, sistem tanggapan terhadap pusat pengambilan keputusan akan segera," tegasnya.
Utusan itu mencatat bahwa darknet sekarang dipenuhi dengan tawaran untuk menjual senjata yang telah diterima Ukraina dari AS. "Saya pikir, ini terjadi bukan tanpa keterlibatan militer dan kepemimpinan politik Ukraina. Saya tidak mengesampingkan apa pun lagi," tambahnya.
Menurut diplomat itu, janji rezim Kiev bahwa Ukraina tidak akan menggunakan sistem HIMARS untuk menyerang Rusia "tidak bernilai sepeser pun."
Pekan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa mereka akan memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi). Dilaporkan bahwa batch pertama akan mencakup empat sistem roket.