Rusia Akan Kembalikan 152 Mayat Prajurit Batalion Azov
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia berjanji untuk mengembalikan 152 mayat tentara Ukraina yang diklaim ditempatkan di atas ranjau di pabrik baja Azovstal.
Pejabat Kremlin mengatakan mayat-mayat itu ditempatkan di atas empat ranjau di sebuah van berpendingin yang dirancang untuk diledakkan untuk menodai reputasi Rusia di luar negeri.
Menurut Rusia, mayat para prajurit itu berasal dari batalion Azov Ukraina, sebuah kelompok yang telah lama disorot karena memiliki hubungan dengan Nazi.
“Ketika memeriksa fasilitas bawah tanah pabrik logam Azovstal di Mariupol tempat Nazi dari batalion Azov Ukraina bersembunyi sebelum mereka menyerah, para prajurit Rusia menemukan sebuah van berpendingin. Van dengan sistem pendingin yang tidak digunakan menyimpan 152 mayat militan Ukraina yang tewas dan personel militer," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov, kepada outlet media pemerintah TASS yang dikutip Washington Examiner, Selasa (31/5/2022).
Konashenkov mengatakan kepala batalion Azov mengajukan petisi kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bantuan memindahkan mayat-mayat itu keluar dari fasilitas itu untuk memastikan keluarga mereka bisa memberi mereka penguburan yang layak.
"Tapi, kata Konashenkov, tidak ada permintaan yang datang dari Kiev untuk pengambilan mayat, dan interogasi pasukan Azov yang ditangkap mengungkapkan Ukraina memerintahkan ranjau untuk ditanam di bawah tentara yang tewas.
Ia mengatakan ada cukup bahan peledak untuk menghancurkan semua mayat di dalam van dalam upaya untuk menyalahkan Rusia.
“Seperti yang terungkap dari interogasi terhadap militan batalion Azov yang ditangkap, ranjau telah ditanam atas instruksi langsung Kiev. Provokasi itu ditujukan untuk menuduh Rusia dengan sengaja menghancurkan sisa-sisa mayat dan mencegah pengambilannya untuk dikirim ke kerabat untuk menyelamatkan 'reputasi' politik rezim Kiev," tuding Konashenkov, menambahkan bahwa Rusia berencana untuk mengembalikan mayat ke Ukraina dalam waktu dekat.
Pejabat Kremlin mengatakan mayat-mayat itu ditempatkan di atas empat ranjau di sebuah van berpendingin yang dirancang untuk diledakkan untuk menodai reputasi Rusia di luar negeri.
Menurut Rusia, mayat para prajurit itu berasal dari batalion Azov Ukraina, sebuah kelompok yang telah lama disorot karena memiliki hubungan dengan Nazi.
“Ketika memeriksa fasilitas bawah tanah pabrik logam Azovstal di Mariupol tempat Nazi dari batalion Azov Ukraina bersembunyi sebelum mereka menyerah, para prajurit Rusia menemukan sebuah van berpendingin. Van dengan sistem pendingin yang tidak digunakan menyimpan 152 mayat militan Ukraina yang tewas dan personel militer," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov, kepada outlet media pemerintah TASS yang dikutip Washington Examiner, Selasa (31/5/2022).
Konashenkov mengatakan kepala batalion Azov mengajukan petisi kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bantuan memindahkan mayat-mayat itu keluar dari fasilitas itu untuk memastikan keluarga mereka bisa memberi mereka penguburan yang layak.
"Tapi, kata Konashenkov, tidak ada permintaan yang datang dari Kiev untuk pengambilan mayat, dan interogasi pasukan Azov yang ditangkap mengungkapkan Ukraina memerintahkan ranjau untuk ditanam di bawah tentara yang tewas.
Ia mengatakan ada cukup bahan peledak untuk menghancurkan semua mayat di dalam van dalam upaya untuk menyalahkan Rusia.
“Seperti yang terungkap dari interogasi terhadap militan batalion Azov yang ditangkap, ranjau telah ditanam atas instruksi langsung Kiev. Provokasi itu ditujukan untuk menuduh Rusia dengan sengaja menghancurkan sisa-sisa mayat dan mencegah pengambilannya untuk dikirim ke kerabat untuk menyelamatkan 'reputasi' politik rezim Kiev," tuding Konashenkov, menambahkan bahwa Rusia berencana untuk mengembalikan mayat ke Ukraina dalam waktu dekat.