Biden Izinkan Ukraina Gunakan Ranjau Darat yang Dilarang oleh 160 Negara

Rabu, 20 November 2024 - 19:45 WIB
loading...
Biden Izinkan Ukraina...
AS mengizinkan Ukraina menggunakan ranjau darat. Foto/X/@EL4UKR_Harley
A A A
MOSKOW - Kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. menurut seorang pejabat pertahanan AS, setuju untuk memberi Ukraina ranjau darat muncul setelah keputusan AS baru-baru ini untuk memberi Ukraina lisensi yang lebih luas untuk menggunakan rudal Amerika.

Dalam beberapa hari terakhir, dipastikan bahwa rudal jarak jauh buatan AS telah digunakan oleh Ukraina untuk menyerang target di dalam Rusia. Sebelumnya AS bersikeras bahwa rudal tersebut hanya boleh digunakan di wilayah Ukraina.

Peningkatan dukungan yang terus-menerus terjadi hanya dengan dua bulan tersisa di kantor Biden sebelum penggantinya, Donald Trump, dilantik sebagai presiden AS berikutnya pada 20 Januari 2025.

BBC melaporkan, dukungan untuk Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia telah menjadi salah satu ciri khas masa jabatan Biden, dan ia telah menandatangani puluhan miliar dolar dalam bentuk bantuan militer untuk Kyiv.

Trump lebih skeptis terhadap bantuan untuk Ukraina. Ia telah berjanji untuk mengakhiri perang "dalam sehari" - tanpa mengatakan bagaimana - dan dilaporkan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin segera setelah kemenangannya dalam pemilihan umum AS pada 5 November. Rusia membantah hal itu terjadi - dan tim Trump menolak berkomentar.

Sementara itu, keputusan untuk mengirim ranjau antipersonel ke Ukraina akan disambut baik oleh pasukannya tetapi sangat kontroversial di tempat lain. Ini juga merupakan perubahan besar dalam kebijakan bagi Joe Biden sendiri, yang sebelumnya menyebut Donald Trump "ceroboh" karena mencabut pembatasan AS yang sudah lama berlaku atas penggunaan ranjau saat ia terakhir kali berada di Gedung Putih.

Masalahnya adalah bahaya yang ditimbulkan senjata ini bagi warga sipil, membunuh dan melukai tanpa pandang bulu saat mereka dikubur di bawah tanah atau tersebar di permukaan. Para kritikus - dan jumlahnya sangat banyak - menyebutnya tidak manusiawi.

Masalah utama lainnya adalah lamanya waktu yang dibutuhkan setelah perang berakhir, untuk membersihkan lahan yang telah ditambang.



Itulah sebabnya lebih dari 160 negara telah melarang penggunaannya, termasuk Ukraina – yang sebelum invasi skala penuh ini telah sibuk menghancurkan persediaannya. Namun, saat ini, Kyiv yakin bahwa mereka membutuhkan semua bantuan yang dapat diperolehnya untuk melawan pasukan Rusia yang lebih besar dan terus maju.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)