Maroko dalam Proses Akuisisi Rudal Jelajah Delilah Israel
loading...
A
A
A
RABAT - Maroko saat ini sedang dalam negosiasi dengan produsen senjata Israel Elbit Systems untuk memperoleh rudal jelajah jarak pendek Delilah.
Laporan ini diungkap portal berita militer Spanyol Defensa.
Kerajaan Afrika Utara itu sedang mencari cara meningkatkan kemampuan armada jet tempur ringan supersonik F-5 dengan rudal jarak 250 kilometer untuk meningkatkan akurasi serangan Angkatan Udara.
“F-5 akan dilengkapi dengan avionik terbaru dan sensor canggih serta sistem jamming, di samping persenjataan udara-ke-darat dan udara-ke-udara modern,” papar laporan itu.
Jika kesepakatan berjalan, itu tidak hanya akan menjadi yang pertama dari jenisnya di gudang senjata Maroko, tetapi juga rudal pertama kerajaan yang dapat beroperasi di darat dan laut.
Pada Februari, Israel Aerospace Industries (IAI) menandatangani perjanjian dengan Maroko untuk memasok militer dengan sistem pertahanan udara dan rudal canggih Barak MX dalam kesepakatan senilai lebih dari USD500 juta.
Kesepakatan itu menyusul kunjungan bersejarah ke Rabat oleh Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada November saat nota kesepahaman (MoU) ditandatangani di bidang pertahanan.
Awal bulan ini Kementerian Pertahanan Israel merilis angka penjualan pertahanan tahunan untuk tahun lalu yang memecahkan rekor penjualan senilai USD11,3 miliar.
Meski Eropa adalah pengimpor regional tertinggi teknologi pertahanan Israel (41%), negara-negara Arab yang baru-baru ini menormalkan hubungan dengan Tel Aviv, termasuk Maroko, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan menyumbang 7% dari ekspor.
Perjanjian militer antara Maroko dan Israel juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan potensi perlombaan senjata antara kerajaan Maroko dan negara tetangga Aljazair yang memutuskan hubungan diplomatik tahun lalu dengan Rabat, dengan alasan "serangkaian sikap dan kecenderungan bermusuhan".
Laporan ini diungkap portal berita militer Spanyol Defensa.
Kerajaan Afrika Utara itu sedang mencari cara meningkatkan kemampuan armada jet tempur ringan supersonik F-5 dengan rudal jarak 250 kilometer untuk meningkatkan akurasi serangan Angkatan Udara.
“F-5 akan dilengkapi dengan avionik terbaru dan sensor canggih serta sistem jamming, di samping persenjataan udara-ke-darat dan udara-ke-udara modern,” papar laporan itu.
Jika kesepakatan berjalan, itu tidak hanya akan menjadi yang pertama dari jenisnya di gudang senjata Maroko, tetapi juga rudal pertama kerajaan yang dapat beroperasi di darat dan laut.
Pada Februari, Israel Aerospace Industries (IAI) menandatangani perjanjian dengan Maroko untuk memasok militer dengan sistem pertahanan udara dan rudal canggih Barak MX dalam kesepakatan senilai lebih dari USD500 juta.
Kesepakatan itu menyusul kunjungan bersejarah ke Rabat oleh Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada November saat nota kesepahaman (MoU) ditandatangani di bidang pertahanan.
Awal bulan ini Kementerian Pertahanan Israel merilis angka penjualan pertahanan tahunan untuk tahun lalu yang memecahkan rekor penjualan senilai USD11,3 miliar.
Meski Eropa adalah pengimpor regional tertinggi teknologi pertahanan Israel (41%), negara-negara Arab yang baru-baru ini menormalkan hubungan dengan Tel Aviv, termasuk Maroko, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan menyumbang 7% dari ekspor.
Perjanjian militer antara Maroko dan Israel juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan potensi perlombaan senjata antara kerajaan Maroko dan negara tetangga Aljazair yang memutuskan hubungan diplomatik tahun lalu dengan Rabat, dengan alasan "serangkaian sikap dan kecenderungan bermusuhan".
(sya)