Dipertanyakan Kerap Abstain Soal Perang di Ukraina, Ini Jawaban Menohok India
loading...
A
A
A
New Delhi secara teratur abstain dalam pemungutan suara pada rancangan resolusi dan suara prosedural di Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina pada 24 Februari.
Sikap India di PBB telah sejalan dengan sikap netral yang diambilnya dalam masalah Ukraina, yang membuat kecewa mitranya dari Amerika dan Eropa, yang secara konsisten mencoba menarik New Delhi ke kubu Barat yang anti-Rusia.
Pada 7 April, New Delhi abstain dari pemungutan suara pada resolusi yang menyerukan untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) setelah munculnya rekaman mayat-mayat di Bucha, pinggiran kota Kiev.
Sementara negara-negara Barat menyalahkan Rusia atas "pembantaian" itu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa insiden itu "direkayasa" oleh otoritas Kiev.
Resolusi itu akhirnya disahkan di Majelis Umum PBB, yang mengarah pada pembekuan Moskow dari UNHRC meski akhirnya Rusia memilih untuk keluar.
New Delhi, pada bagiannya, mengutuk insiden itu dan menyerukan penyelidikan independen atas pembunuhan tersebut.
Kemudian, pada tanggal 2 Maret, New Delhi kembali abstain terhadap rancangan resolusi yang sangat menyesalkan agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina yang melanggar Pasal 2 (4) Piagam PBB.
Pada 24 Maret, India abstain lagi dari resolusi lain yang menyalahkan Moskow atas situasi kemanusiaan yang "mengerikan" di Ukraina.
Sikap India di PBB telah sejalan dengan sikap netral yang diambilnya dalam masalah Ukraina, yang membuat kecewa mitranya dari Amerika dan Eropa, yang secara konsisten mencoba menarik New Delhi ke kubu Barat yang anti-Rusia.
Pada 7 April, New Delhi abstain dari pemungutan suara pada resolusi yang menyerukan untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) setelah munculnya rekaman mayat-mayat di Bucha, pinggiran kota Kiev.
Sementara negara-negara Barat menyalahkan Rusia atas "pembantaian" itu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa insiden itu "direkayasa" oleh otoritas Kiev.
Resolusi itu akhirnya disahkan di Majelis Umum PBB, yang mengarah pada pembekuan Moskow dari UNHRC meski akhirnya Rusia memilih untuk keluar.
New Delhi, pada bagiannya, mengutuk insiden itu dan menyerukan penyelidikan independen atas pembunuhan tersebut.
Kemudian, pada tanggal 2 Maret, New Delhi kembali abstain terhadap rancangan resolusi yang sangat menyesalkan agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina yang melanggar Pasal 2 (4) Piagam PBB.
Pada 24 Maret, India abstain lagi dari resolusi lain yang menyalahkan Moskow atas situasi kemanusiaan yang "mengerikan" di Ukraina.