Rusia Tak Ingin Akhiri Perang Ukraina pada Hari Kemenangan 9 Mei

Selasa, 03 Mei 2022 - 09:20 WIB
loading...
Rusia Tak Ingin Akhiri...
Rusia tidak ingin mengakhiri perangnya di Ukraina pada peringatan Hari Kemenangan 9 Mei nanti. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Moskow tidak ingin mengakhiri perangnya di Ukraina pada 9 Mei, yang merupakan Hari Kemenangan di Rusia . Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Penegasan Lavrov menepis spekulasi Barat bahwa Presiden Vldimir Putin akan mendeklarasikan kemenangan perangnya atas Ukraina pada tanggal tersebut.

Tanggal 9 Mei diperingati sebagai Hari Kemenangan di Rusia. Itu adalah hari di mana Uni Soviet mengalahkan Nazi Jerman pada Perang Dunia II tahun 1945.

Berbicara dengan televisi Italia, Lavrov bersikeras Moskow tidak akan terburu-buru untuk menyelesaikan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" pada waktu untuk peringatan Hari Kemenangan.



“Militer kami tidak akan secara artifisial menyesuaikan tindakan mereka pada tanggal berapa pun, termasuk Hari Kemenangan,” kata Lavrov dalam wawancara yang dirilis hari Minggu, sebagaimana dilansir AFP, Selasa (3/5/2022).

“Laju operasi di Ukraina tergantung, pertama-tama, pada kebutuhan untuk meminimalkan risiko apa pun bagi penduduk sipil dan personel militer Rusia,” ujarnya.

Rusia biasanya menandai Hari Kemenangan dengan gaya megah, dengan parade militer besar-besaran di pusat kota Moskow dan pidato Presiden Vladimir Putin yang memuji peran utama negara itu dalam mengalahkan fasisme di Eropa.

Tetapi perayaan tahun ini akan datang dengan latar belakang kampanye militer berdarah Moskow di Ukraina, yang telah dibenarkan oleh Putin dengan klaim bahwa negara bekas Soviet itu membutuhkan “denazifikasi” dan kiasan lain untuk Perang Dunia II.

“Kami akan merayakan 9 Mei dengan khidmat, seperti yang selalu kami lakukan. Ingat mereka yang jatuh untuk pembebasan Rusia dan republik-republik lain dari bekas Uni Soviet, untuk pembebasan Eropa dari wabah Nazi,” kata Lavrov.

Ribuan warga sipil telah tewas dan jutaan mengungsi akibat invasi Rusia, yang dimulai pada 24 Februari.

Moskow mengatakan bahwa lebih dari seribu tentaranya tewas dalam operasi tersebut. Namun, Ukraina mengklaim kerugian Rusia jauh lebih tinggi.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1533 seconds (0.1#10.140)