Dianggap Menyesatkan Anak Muda, Taliban Haramkan TikTok dan PUBG
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban melarang aplikasi berbagi video TikTok dan game multi-pemain online PUBG . Taliban bersikeras bahwa keduanya menyesatkan para pemuda Afghanistan .
Kelompok militan itu juga mengatakan akan melarang saluran televisi yang menayangkan apa yang dianggapnya sebagai materi tidak bermoral.
Juru bicara Taliban Inamullah Samangani mengatakan bahwa larangan terbaru diperlukan untuk "mencegah generasi muda disesatkan".
Tetapi tidak jelas kapan larangan itu akan diberlakukan, dan untuk berapa lama seperti dikutip dari BBC, Minggu (24/4/2022).
Ini adalah pertama kalinya kelompok tersebut melarang sebuah aplikasi sejak mereka berkuasa Agustus lalu.
Editor BBC Afghan Service Hameed Shuja mengatkan TikTok dan PUBG menjadi lebih relevan dengan anak muda Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir karena banyak bentuk hiburan lainnya telah dilarang.
"TikTok khususnya telah populer di kalangan pria muda yang suka merekam klip video pendek dan lucu serta mempostingnya di platform," katanya.
PUBG yang merupakan kependekan dari PlayerUnknown's Battlegrounds merupakan game tembak-tembakan online besutan developer asal Korea Selatan yang juga cukup populer. Upaya melarang PUBG oleh pemerintah Afghanisyan sebelumnya tidak berhasil.
Jumlah pengguna internet di Afghanistan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan populasi kaum mudanya, dengan sekitar sembilan juta pengguna saat ini.
Hampir dua pertiga dari populasi negara yang berpenduduk 39 juta itu berusia 25 tahun ke bawah.
Larangan itu diumumkan pada hari Kamis, hari yang sama ketika empat ledakan terpisah melanda kota-kota di Afghanistan, termasuk di sebuah masjid Syiah di kota Mazar-e-Sharif.
Sedikitnya 31 orang tewas dan 87 terluka. Kelompok Negara Islam telah mengakui melakukan serangan itu.
Pada hari Kamis kantor berita negara Bakhtar News melaporkan bahwa Taliban telah menangkap dalang serangan masjid.
Kebijakan itu diambil setelah kelompok tersebut juga melarang musik, film dan sinetron televisi.
Sebelumnya Taliban menjanjikan pendekatan yang lebih lembut dalam memerintah ketika mengambil alih kekuasaan tahun lalu, tetapi semakin membatasi kebebasan terutama bagi perempuan.
Kelompok ini dikenal karena menerapkan aturan Islam yang cukup saat mereka pertama kali berkuasa di Afghanistan antara tahun 1996 dan 2001.
Lihat Juga: 5 Negara Mayoritas Islam yang Hancur Karena Campur Tangan AS, Nomor 3 Manfaatkan Media untuk Hancurkan Rezim
Kelompok militan itu juga mengatakan akan melarang saluran televisi yang menayangkan apa yang dianggapnya sebagai materi tidak bermoral.
Juru bicara Taliban Inamullah Samangani mengatakan bahwa larangan terbaru diperlukan untuk "mencegah generasi muda disesatkan".
Tetapi tidak jelas kapan larangan itu akan diberlakukan, dan untuk berapa lama seperti dikutip dari BBC, Minggu (24/4/2022).
Ini adalah pertama kalinya kelompok tersebut melarang sebuah aplikasi sejak mereka berkuasa Agustus lalu.
Editor BBC Afghan Service Hameed Shuja mengatkan TikTok dan PUBG menjadi lebih relevan dengan anak muda Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir karena banyak bentuk hiburan lainnya telah dilarang.
"TikTok khususnya telah populer di kalangan pria muda yang suka merekam klip video pendek dan lucu serta mempostingnya di platform," katanya.
PUBG yang merupakan kependekan dari PlayerUnknown's Battlegrounds merupakan game tembak-tembakan online besutan developer asal Korea Selatan yang juga cukup populer. Upaya melarang PUBG oleh pemerintah Afghanisyan sebelumnya tidak berhasil.
Jumlah pengguna internet di Afghanistan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan populasi kaum mudanya, dengan sekitar sembilan juta pengguna saat ini.
Hampir dua pertiga dari populasi negara yang berpenduduk 39 juta itu berusia 25 tahun ke bawah.
Larangan itu diumumkan pada hari Kamis, hari yang sama ketika empat ledakan terpisah melanda kota-kota di Afghanistan, termasuk di sebuah masjid Syiah di kota Mazar-e-Sharif.
Sedikitnya 31 orang tewas dan 87 terluka. Kelompok Negara Islam telah mengakui melakukan serangan itu.
Baca Juga
Pada hari Kamis kantor berita negara Bakhtar News melaporkan bahwa Taliban telah menangkap dalang serangan masjid.
Kebijakan itu diambil setelah kelompok tersebut juga melarang musik, film dan sinetron televisi.
Sebelumnya Taliban menjanjikan pendekatan yang lebih lembut dalam memerintah ketika mengambil alih kekuasaan tahun lalu, tetapi semakin membatasi kebebasan terutama bagi perempuan.
Kelompok ini dikenal karena menerapkan aturan Islam yang cukup saat mereka pertama kali berkuasa di Afghanistan antara tahun 1996 dan 2001.
Lihat Juga: 5 Negara Mayoritas Islam yang Hancur Karena Campur Tangan AS, Nomor 3 Manfaatkan Media untuk Hancurkan Rezim
(ian)