Jepang: Pakta Keamanan China-Kepulauan Solomon Bisa Berdampak pada Kawasan
loading...
A
A
A
TOKYO - Perjanjian keamanan China dengan Kepulauan Solomon dapat mempengaruhi keamanan kawasan dan kemungkinan menjadi topik diskusi antara para pemimpin Jepang dan Selandia Baru.
Pakta keamanan itu merupakan terobosan besar bagi China di Pasifik yang kaya sumber daya, yang selama beberapa dekade dianggap Australia dan Selandia Baru sebagai "halaman belakang" mereka. Sementara Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan minggu ini, bahwa Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Selandia Baru prihatin dengan keberadaan pakta ini.
"Kesepakatan ini kemungkinan akan berdampak pada keamanan kawasan secara keseluruhan, jadi kami mengawasinya dengan penuh perhatian," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers, Kamis (21/4/2022), seperti dikutip dari Reuters.
Meskipun dia mengatakan banyak detail dari kesepakatan itu tetap tidak diketahui, itu kemungkinan akan menjadi topik diskusi ketika Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat bertemu.
“Diharapkan akan ada diskusi yang kuat tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam pembicaraan antara kedua pemimpin tersebut,” tambahnya. Ardern, yang memimpin delegasi perdagangan, tiba di Jepang pada Rabu malam.
Sebelumnya, Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare mengatakan pada Rabu (20/4/2022), bahwa pemerintahnya menandatangani pakta keamanan yang kontroversial dengan China "dengan mata terbuka", tetapi menolak untuk mengatakan kapan itu akan diterbitkan.
Seperti dilaporkan AFP, Sogavare mengatakan kepada parlemen, bahwa merupakan "kehormatan dan hak istimewa" untuk mengumumkan bahwa kesepakatan itu telah ditandatangani oleh pejabat di Honiara dan Beijing "beberapa hari yang lalu".
Dia menolak memberi tahu pemimpin oposisi kapan versi pakta yang ditandatangani itu akan dipublikasikan. Kesepakatan keamanan bilateral dengan Australia ditandatangani pada tahun 2017, dan mulai berlaku pada tahun berikutnya.
Pakta keamanan itu merupakan terobosan besar bagi China di Pasifik yang kaya sumber daya, yang selama beberapa dekade dianggap Australia dan Selandia Baru sebagai "halaman belakang" mereka. Sementara Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan minggu ini, bahwa Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Selandia Baru prihatin dengan keberadaan pakta ini.
"Kesepakatan ini kemungkinan akan berdampak pada keamanan kawasan secara keseluruhan, jadi kami mengawasinya dengan penuh perhatian," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers, Kamis (21/4/2022), seperti dikutip dari Reuters.
Meskipun dia mengatakan banyak detail dari kesepakatan itu tetap tidak diketahui, itu kemungkinan akan menjadi topik diskusi ketika Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat bertemu.
“Diharapkan akan ada diskusi yang kuat tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam pembicaraan antara kedua pemimpin tersebut,” tambahnya. Ardern, yang memimpin delegasi perdagangan, tiba di Jepang pada Rabu malam.
Baca Juga
Sebelumnya, Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare mengatakan pada Rabu (20/4/2022), bahwa pemerintahnya menandatangani pakta keamanan yang kontroversial dengan China "dengan mata terbuka", tetapi menolak untuk mengatakan kapan itu akan diterbitkan.
Seperti dilaporkan AFP, Sogavare mengatakan kepada parlemen, bahwa merupakan "kehormatan dan hak istimewa" untuk mengumumkan bahwa kesepakatan itu telah ditandatangani oleh pejabat di Honiara dan Beijing "beberapa hari yang lalu".
Dia menolak memberi tahu pemimpin oposisi kapan versi pakta yang ditandatangani itu akan dipublikasikan. Kesepakatan keamanan bilateral dengan Australia ditandatangani pada tahun 2017, dan mulai berlaku pada tahun berikutnya.