Seram, China Diduga Ambil Jantung Para Terpidana Mati saat Masih Hidup

Kamis, 07 April 2022 - 15:54 WIB
loading...
Seram, China Diduga Ambil Jantung Para Terpidana Mati saat Masih Hidup
Para dokter di China diduga mengambil jantung para terpidana mati saat kondisinya masih hidup. Foto/REUTERS/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Sebuah laporan mengungkap ratusan ahli bedah di China diduga telah mengambil jantung para terpidana mati saat masih hidup.

Juru kampanye hak asasi manusia (HAM) menggambarkan laporan itu "terlalu mengerikan untuk dipercaya".

China, negara komunis, memiliki salah satu program transplantasi organ terbesar di dunia.

Rumah sakit di negara itu bahkan mengiklankan dalam bahasa Inggris, Rusia dan Arab dalam upaya untuk menarik "turis transplantasi".



Laporan tentang praktik dugaan pengambilan jantung para terpidana mati sebelum dinyatakan meninggal muncul dalam penelitian terbaru Australian National University (ANU) yang diterbitkan minggu ini di American Journal of Transplantation.

Makalah akademis itu mengatakan ratusan ahli bedah dan tenaga medis China telah membunuh terpidana mati, diduga dengan mengambil jantung mereka untuk transplantasi bahkan sebelum para narapidana secara resmi dinyatakan meninggal.

Pedoman internasional tentang etika seputar transplantasi organ menyatakan bahwa pengangkatan organ tidak boleh menyebabkan kematian pendonor, tetapi penelitian baru itu menunjukkan bahwa para ahli bedah China diduga telah melakukan hal itu.

Tinjauan forensik terhadap 2.838 laporan dalam jurnal ilmiah China mengungkapkan 71 kasus di mana ahli bedah mungkin telah mengangkat jantung atau paru-paru pasien sebelum "penetapan kematian otak yang sah".

Kematian otak biasanya didefinisikan sebagai keadaan medis di mana pasien tidak dapat bertahan hidup tanpa ventilator.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1665 seconds (0.1#10.140)