Terungkap, Secret Service Sewa Rumah Rp430 Juta Per Bulan untuk Lindungi Hunter Biden

Selasa, 05 April 2022 - 22:33 WIB
loading...
Terungkap, Secret Service Sewa Rumah Rp430 Juta Per Bulan untuk Lindungi Hunter Biden
Putra Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Hunter Biden. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Putra Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Hunter Biden, yang berada dalam penyelidikan federal atas urusan pajaknya, mungkin juga menghadapi panggilan dari anggota kongres Partai Republik.

Partai Republik mengisyaratkan kesiapan menanyai Hunter Biden tentang urusan bisnisnya di luar negeri.

Seorang anggota parlemen dari Partai Republik telah mengecam laporan tentang agen Secret Service (Dinas Rahasia AS) yang membayar sejumlah besar uang untuk menggunakan rumah sewaan California sebagai pos komando untuk melindungi Hunter Biden.



Anggota Komite Kehakiman DPR Darrell Issa men-tweet, "...sepertinya biaya melindungi Hunter ditanggung bersama oleh Big Tech, media arus utama ... dan sekarang pembayar pajak juga."



Pernyataan tersebut mengikuti laporan ABC News pada Senin (4/4/2022) bahwa Secret Service menghabiskan lebih dari USD30.000 (Rp430 juta) per bulan untuk menyewa properti tersebut di California untuk melindungi putra presiden yang tinggal di perkebunan mewah di Malibu.



Menurut laporan itu, Secret Service, yang bertanggung jawab melindungi pejabat tinggi dan anggota keluarga mereka, menyewa rumah bergaya Spanyol di sebelah properti empat kamar tidur yang telah ditinggali Hunter Biden selama setahun terakhir.

ABC News mengutip mantan perwira Secret Service Don Mihalek yang mengatakan badan tersebut memiliki kewajiban melindungi presiden dan keluarganya serta biasanya menyewa satu perkebunan di dekat tempat tinggal si terlindung.

Dia menambahkan agensi harus melakukan ini di pemerintahan sebelumnya. Dia mengeluhkan bahwa pasar perumahan saat ini telah mendorong harga naik secara substansial.

Anggota keluarga Biden, termasuk Hunter, mulai menerima perlindungan 24 jam ketika Joe Biden menjadi calon presiden dari Partai Demokrat pada Juni 2020.

Laporan itu muncul setelah anggota Kongres dari Partai Republik mengatakan pekan lalu bahwa mereka siap memanggil Hunter Biden dan menanyainya tentang urusan bisnisnya di luar negeri serta sejauh mana dugaan keterlibatan presiden AS saat ini jika Partai Republik mendapatkan kembali mayoritas di Kongres.

"Kami akan memanggil Hunter Biden. Ini harus menjadi perhatian setiap orang Amerika bahwa mereka melakukan ini untuk keuntungan finansial keluarga Biden, yang datang dengan mengorbankan keamanan nasional kita," ujar Ketua DPR Partai Republik Elise Stefanik.

Dia menambahkan, "Rakyat Amerika benar-benar layak mendapatkan jawabannya."

Sikap ini didahului Senator Ron Johnson (Republik) dan Rand Paul (Republik) yang mengumumkan rencana menyelidiki keluarga Biden jika Republik merebut kembali Kongres setelah pemilu paruh waktu pada November.

Selain itu, Darrell Issa (Republik) menulis surat kepada sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, kepala staf Ronald Klain serta beberapa mantan pejabat intelijen AS, menuntut agar mereka menyimpan semua catatan terkait Hunter Biden.

Kisah Laptop Hunter Biden

Pada Oktober 2020, New York Post (NYP) menerbitkan artikel yang mengungkap dugaan korupsi oleh putra mantan wakil presiden dan keterlibatan Joe Biden dalam kesepakatan bisnis Hunter.

Artikel tersebut merujuk pada dugaan laptop Hunter Biden yang berisi kumpulan dokumen yang berpotensi memberatkan dan digambarkan Presiden Donald Trump saat itu sebagai "laptop dari neraka", perangkat yang dilaporkan ditinggalkan putra Joe Biden di bengkel Delaware pada April 2019.

Hunter Biden akhirnya mengakui laptop itu "benar-benar" miliknya, tetapi menambahkan dia tidak pernah membawanya ke toko IT dan mengklaim perangkat itu mungkin dicuri atau diretas oleh intelijen Rusia.

Dalam artikel tersebut, NYP menyebutkan dua email yang diduga diterima Hunter Biden dari seorang pejabat tinggi di perusahaan Ukraina, Burisma, ketika dia berada di dewan perusahaan.

Dalam email Mei 2014, penasihat dewan Burisma Vadym Pozharskyi konon meminta putra Joe Biden untuk "menggunakan pengaruhnya" untuk mendukung secara politis perusahaan Ukraina, sementara di email lain tertanggal April 2015, Pozharskyi berterima kasih kepada Hunter Biden karena mengatur pertemuan dengan ayahnya, Wakil Presiden AS saat itu Joe Biden.

Biden telah berulang kali menolak klaim bahwa dia mengetahui tentang pekerjaan dan keuntungan finansial putranya.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1447 seconds (0.1#10.140)