Siapa Pemimpin Dunia Marah Besar kepada Biden karena Melakukan Kesalahan Besar?

Kamis, 21 November 2024 - 16:15 WIB
loading...
Siapa Pemimpin Dunia...
Para pemimpin dunia mengecam langkah AS mengizinkan penggunaan ranjau darat. Foto/X/@AJEnglish
A A A
MOSKOW - Para pemimpin dunia bereaksi keras kepada Presiden AS Joe Biden karena mengizinkan Ukraina menggunakan ranjau darat yang sebenarnya sudah dilarang oleh 160 negara.

Siapa Pemimpin Dunia Marah Besar kepada Biden karena Melakukan Kesalahan Besar?

1. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Sekembalinya dari KTT G20 di Brasil, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan: "Kami telah percaya sejak awal bahwa perang Ukraina-Rusia tidak dapat diakhiri dengan lebih banyak senjata, lebih banyak darah, lebih banyak air mata, tetapi dengan lebih banyak upaya perdamaian, lebih banyak niat baik, dan diplomasi."

Reaksi muncul menyusul persetujuan Presiden AS Joe Biden untuk menyediakan ranjau darat antipersonel bagi Ukraina, dan perubahan Rusia terhadap doktrin nuklirnya.

Para pejabat AS juga mengonfirmasi bahwa Ukraina telah menggunakan rudal jarak jauh buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia, setelah pemerintahan Biden memberikan izin kepada Kyiv untuk melakukannya.

Erdogan mengkritik keputusan Biden ini, dengan mengatakan bahwa itu adalah "kesalahan besar" dan akan "memicu perang".

2. Pemerintah China

Bukan hanya Erdogan, Beijing menyerukan pendinginan ketegangan pada hari Rabu, dengan juru bicara kementerian luar negeri mengatakan "semua pihak harus tetap tenang dan menahan diri."

3. Pemerintah Rusia

Selain itu, Rusia bereaksi keras pada hari Rabu terhadap pembalikan kebijakan signifikan pemerintahan Biden dalam menyetujui pengiriman ranjau antipersonel ke Ukraina, menuduh AS mengobarkan api dengan "berkomitmen penuh untuk memperpanjang konflik Ukraina."

"Pemerintahan AS yang akan berakhir tetap berkomitmen penuh untuk memperpanjang konflik Ukraina," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam jumpa pers di Moskow.

Peskov mengomentari laporan bahwa Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman ranjau antipersonel ke Ukraina, yang menunjukkan bahwa hal ini sejalan dengan sikap keseluruhan pemerintahannya terhadap Ukraina.

"Jika kita mengamati tren umum pemerintahan AS yang akan berakhir, mereka melakukan segala kemungkinan untuk melanjutkan perang dalam waktu yang tersisa," katanya. "Presiden Joe Biden telah mengizinkan penyediaan ranjau darat antipersonel ke Ukraina," The Washington Post melaporkan pada hari Selasa, mengutip dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang juga mengklaim Kyiv telah berjanji untuk tidak menyebarkannya di daerah padat penduduk.

Sementara Ukraina menyambut baik keputusan tersebut, organisasi hak asasi manusia dan pendukung pengendalian senjata, termasuk Kampanye Internasional untuk Melarang Ranjau Darat (ICBL) telah mengecam keputusan tersebut. Ranjau antipersonel telah lama dikecam karena potensinya untuk membahayakan warga sipil dan bahaya jangka panjangnya setelah konflik.



Peskov mencatat bahwa Kyiv adalah penanda tangan Konvensi PBB tentang Larangan Ranjau Antipersonel, tidak seperti Rusia atau AS, menyoroti apa yang disebutnya sebagai "situasi yang nyata," karena jika Ukraina menggunakan ranjau tersebut, itu akan melanggar konvensi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Ukraina Terima Gencatan...
Ukraina Terima Gencatan Senjata 30 hari, Berikut 4 Dampaknya bagi Perang Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Rekomendasi
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
34 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Kesalahan Investasi...
Kesalahan Investasi yang Pernah Bikin Miliarder Dunia Rugi Besar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved