Golda Meir, PM Wanita Pertama Israel yang Jadi Penyemangat Ukraina Melawan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Golda Meir adalah Perdana Menteri (PM) wanita pertama Israel yang memimpin negara itu dalam memenangkan Perang Yom Kippur 1973, perang melawan Mesir dan Suriah. Wanita kelahiran Kiev ini sekarang menjadi inspirasi sekaligus penyemangat rakyat Ukraina untuk melawan invasi Rusia .
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku sangat mengagumi Meir, yang sama-sama orang Yahudi.
Meir merupakan PM keempat Israel dan penduduk asli Kiev yang keluarganya melarikan diri di tengah kekerasan anti-Semit di masa silam. Sosoknya dielu-elukan rakyat Ukraina sejak Rusia melancarkan perangnya 24 Feburari lalu.
Kata-katanya telah muncul dalam meme pro-Ukraina, dikutip oleh diplomat Ukraina dan bahkan dikeluarkan dari ransel seorang tentara Ukraina berperang.
Setelah perang dimulai, meme yang berisi kutipan yang sering dikaitkan dengan Meir dan disesuaikan dengan konflik saat ini, mulai beredar secara online.
“Jika Rusia meletakkan senjatanya, tidak ada perang. Jika Ukraina meletakkan senjatanya, tidak ada Ukraina,” bunyi salah satu tweet yang dibagikan secara luas, yang oleh penulisnya dikaitkan dengan “seorang Kristen Ukraina", seperti dikutip dari Haaretz, Sabtu (2/4/2022).
Penulis kemudian mengklarifikasi bahwa komentar itu berasal dari posting Facebook oleh seorang misionaris Amerika yang telah tinggal di Kiev dan yang dievakuasi ke Hongaria dan kemudian kembali ke Amerika Serikat sepekan lalu.
Tapi itu sebenarnya adalah adaptasi dari kutipan yang secara luas dikaitkan dengan Meir, yang memimpin Israel selama dan setelah Perang Yom Kippur 1973. Perang berminggu-minggu melawan Mesir dan Suriah itu dimenangkan Israel. Perang itu dimulai ketika pasukan dari kedua negara Arab dikerahkan di perbatasan Israel selama berbulan-bulan, yang kemudian menyerbu dari beberapa arah.
“Jika orang-orang Arab meletakkan senjata mereka hari ini, tidak akan ada lagi kekerasan. Jika orang-orang Yahudi meletakkan senjata mereka hari ini, tidak akan ada lagi Israel,” demikian kutipan yang telah dikaitkan dengan Meir pada meme selama lebih dari satu dekade.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku sangat mengagumi Meir, yang sama-sama orang Yahudi.
Meir merupakan PM keempat Israel dan penduduk asli Kiev yang keluarganya melarikan diri di tengah kekerasan anti-Semit di masa silam. Sosoknya dielu-elukan rakyat Ukraina sejak Rusia melancarkan perangnya 24 Feburari lalu.
Kata-katanya telah muncul dalam meme pro-Ukraina, dikutip oleh diplomat Ukraina dan bahkan dikeluarkan dari ransel seorang tentara Ukraina berperang.
Setelah perang dimulai, meme yang berisi kutipan yang sering dikaitkan dengan Meir dan disesuaikan dengan konflik saat ini, mulai beredar secara online.
“Jika Rusia meletakkan senjatanya, tidak ada perang. Jika Ukraina meletakkan senjatanya, tidak ada Ukraina,” bunyi salah satu tweet yang dibagikan secara luas, yang oleh penulisnya dikaitkan dengan “seorang Kristen Ukraina", seperti dikutip dari Haaretz, Sabtu (2/4/2022).
Penulis kemudian mengklarifikasi bahwa komentar itu berasal dari posting Facebook oleh seorang misionaris Amerika yang telah tinggal di Kiev dan yang dievakuasi ke Hongaria dan kemudian kembali ke Amerika Serikat sepekan lalu.
Tapi itu sebenarnya adalah adaptasi dari kutipan yang secara luas dikaitkan dengan Meir, yang memimpin Israel selama dan setelah Perang Yom Kippur 1973. Perang berminggu-minggu melawan Mesir dan Suriah itu dimenangkan Israel. Perang itu dimulai ketika pasukan dari kedua negara Arab dikerahkan di perbatasan Israel selama berbulan-bulan, yang kemudian menyerbu dari beberapa arah.
“Jika orang-orang Arab meletakkan senjata mereka hari ini, tidak akan ada lagi kekerasan. Jika orang-orang Yahudi meletakkan senjata mereka hari ini, tidak akan ada lagi Israel,” demikian kutipan yang telah dikaitkan dengan Meir pada meme selama lebih dari satu dekade.