Semenanjung Korea Memanas, Korsel Tembakkan Rudal Balistik dan Rudal Kendali
loading...
A
A
A
Korea Selatan membuat pernyataan yang hampir sinkron dengan Jepang, yang mengatakan Korut telah menembakkan "apa yang bisa menjadi rudal balistik".
Wakil Menteri Pertahanan Jepang Makoto Oniki mengatakan proyektil itu tampaknya merupakan model baru ICBM, mengingat telah mencapai ketinggian lebih dari 6.000 km.
Satu pusat tanggap darurat telah didirikan di bawah kantor Perdana Menteri Jepang sehubungan dengan kemungkinan peluncuran tersebut.
Belum ada kerusakan yang dilaporkan, tetapi proyektil itu tampaknya telah mendarat di dekat prefektur Aomori di utara Jepang.
Seoul bersama dengan Tokyo mengecam keras peluncuran tersebut, dengan Jepang mengirimkan nota protes ke Korea Utara.
Tiga hari lalu, kantor berita Yonhap melaporkan, mengutip pejabat militer Korea Selatan, bahwa DPRK telah menembakkan empat rudal dari beberapa sistem peluncuran roket ke perairan barat Laut Kuning.
Menurut kantor berita, empat proyektil jatuh ke laut dalam waktu satu jam dari 07:20 waktu setempat pada Minggu (22:00 GMT pada Sabtu).
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan dikatakan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas insiden tersebut.
Sejak akhir 2017, Pyongyang telah mempertahankan moratorium sukarela pada uji coba nuklir dan peluncuran sistem rudal balistik antarbenua.
Namun, pada Januari, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memutuskan mempertimbangkan dimulainya kembali "semua kegiatan yang ditangguhkan sementara" karena apa yang dia gambarkan sebagai kebijakan bermusuhan di pihak Amerika Serikat.
Wakil Menteri Pertahanan Jepang Makoto Oniki mengatakan proyektil itu tampaknya merupakan model baru ICBM, mengingat telah mencapai ketinggian lebih dari 6.000 km.
Satu pusat tanggap darurat telah didirikan di bawah kantor Perdana Menteri Jepang sehubungan dengan kemungkinan peluncuran tersebut.
Belum ada kerusakan yang dilaporkan, tetapi proyektil itu tampaknya telah mendarat di dekat prefektur Aomori di utara Jepang.
Seoul bersama dengan Tokyo mengecam keras peluncuran tersebut, dengan Jepang mengirimkan nota protes ke Korea Utara.
Tiga hari lalu, kantor berita Yonhap melaporkan, mengutip pejabat militer Korea Selatan, bahwa DPRK telah menembakkan empat rudal dari beberapa sistem peluncuran roket ke perairan barat Laut Kuning.
Menurut kantor berita, empat proyektil jatuh ke laut dalam waktu satu jam dari 07:20 waktu setempat pada Minggu (22:00 GMT pada Sabtu).
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan dikatakan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas insiden tersebut.
Sejak akhir 2017, Pyongyang telah mempertahankan moratorium sukarela pada uji coba nuklir dan peluncuran sistem rudal balistik antarbenua.
Namun, pada Januari, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memutuskan mempertimbangkan dimulainya kembali "semua kegiatan yang ditangguhkan sementara" karena apa yang dia gambarkan sebagai kebijakan bermusuhan di pihak Amerika Serikat.