Semenanjung Korea Memanas, Korsel Tembakkan Rudal Balistik dan Rudal Kendali

Kamis, 24 Maret 2022 - 16:48 WIB
loading...
Semenanjung Korea Memanas,...
Korea Selatan memiliki rudal balistik yang dapat ditembakkan secara presisi mengenai target. Foto/BRIAN J MCMORROW
A A A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menuduh Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un melanggar moratorium peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) setelah Pyongyang menembakkan rudal jarak jauh ke arah Laut Jepang.

Militer Korea Selatan mengatakan dalam laporan yang dirilis Sputnik bahwa Korsel menembakkan "beberapa rudal balistik dan peluru kendali" setelah peluncuran ICBM Korea Utara.

Korsel menambahkan bahwa pihaknya "siap dan mampu" melakukan serangan presisi terhadap lokasi peluncuran rudal dan sistem control Korut "jika diperlukan".



Pekan lalu, media Korea Selatan melaporkan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) sedang bersiap melakukan uji peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam waktu dekat.



Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menuduh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melanggar moratorium peluncuran rudal balistik antarbenua setelah Pyongyang menembakkan rudal jarak jauh ke arah Laut Jepang pada Kamis (24/3/2022).



Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik jarak jauh, setelah awalnya melaporkan Pyongyang menembakkan "proyektil tak dikenal" ke arah Laut Jepang.

Seoul mengatakan peluncuran itu bisa jadi rudal balistik antarbenua (ICBM) yang ditembakkan pada lintasan "tertinggi".

Korea Selatan membuat pernyataan yang hampir sinkron dengan Jepang, yang mengatakan Korut telah menembakkan "apa yang bisa menjadi rudal balistik".

Wakil Menteri Pertahanan Jepang Makoto Oniki mengatakan proyektil itu tampaknya merupakan model baru ICBM, mengingat telah mencapai ketinggian lebih dari 6.000 km.

Satu pusat tanggap darurat telah didirikan di bawah kantor Perdana Menteri Jepang sehubungan dengan kemungkinan peluncuran tersebut.

Belum ada kerusakan yang dilaporkan, tetapi proyektil itu tampaknya telah mendarat di dekat prefektur Aomori di utara Jepang.

Seoul bersama dengan Tokyo mengecam keras peluncuran tersebut, dengan Jepang mengirimkan nota protes ke Korea Utara.

Tiga hari lalu, kantor berita Yonhap melaporkan, mengutip pejabat militer Korea Selatan, bahwa DPRK telah menembakkan empat rudal dari beberapa sistem peluncuran roket ke perairan barat Laut Kuning.

Menurut kantor berita, empat proyektil jatuh ke laut dalam waktu satu jam dari 07:20 waktu setempat pada Minggu (22:00 GMT pada Sabtu).

Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan dikatakan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas insiden tersebut.

Sejak akhir 2017, Pyongyang telah mempertahankan moratorium sukarela pada uji coba nuklir dan peluncuran sistem rudal balistik antarbenua.

Namun, pada Januari, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memutuskan mempertimbangkan dimulainya kembali "semua kegiatan yang ditangguhkan sementara" karena apa yang dia gambarkan sebagai kebijakan bermusuhan di pihak Amerika Serikat.

Sejumlah media dan pakar memandang pernyataan itu sebagai niat Pyongyang untuk berhenti mematuhi moratorium uji coba nuklir dan rudal jarak jauh di tengah dialog yang macet dengan Washington.

Sejak awal tahun ini, Korea Utara telah melakukan setidaknya sepuluh tes peluncuran rudal. Situasi ini memanaskan kondisi di Semenanjung Korea seiring perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1440 seconds (0.1#10.140)