Dinas Intelijen Belarusia Diduga Terkait Serangan Siber yang Hantam Ukraina

Minggu, 16 Januari 2022 - 17:35 WIB
loading...
Dinas Intelijen Belarusia Diduga Terkait Serangan Siber yang Hantam Ukraina
Dinas Intelijen Belarusia diduga terkait serangan siber yang hantam Ukraina. FOTO/Ukraina
A A A
KIEV - Serangan siber besar-besaran yang menargetkan badan-badan pemerintah Ukraina pada Jumat (14/1/2022), diduga dilakukan oleh kelompok yang terkait dengan Dinas Intelijen Belarusia. Demikian diungkapkan seorang pejabat senior keamanan Kiev dalam sebuah pernyataan, Sabtu (15/1/2022).

"Keyakinan awal kami adalah bahwa kelompok UNC1151 mungkin terlibat dalam serangan ini," kata Wakil Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Sergey Demedyuk, dalam komentar tertulis kepada Reuters.



“Kelompok spionase dunia maya yang dimaksud, dipahami berafiliasi dengan layanan khusus Republik Belarus,” menurut Demedyuk. “Serangan terhadap situs web pemerintah hanyalah kedok untuk tindakan yang lebih merusak, yang terjadi di belakang layar," lanjutnya.

Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, hanya menyarankan bahwa "konsekuensi" dari serangan itu akan dirasakan "dalam waktu dekat". Menurut Demedyuk, UNC1151 memiliki “rekam jejak” dalam menargetkan banyak negara.

Dia mengklaim bahwa perangkat lunak berbahaya yang digunakan dalam serangan itu “sangat mirip” dengan yang digunakan oleh ATP-29 – kelompok yang sering disebut sebagai “Cozy Bear.” ATP-29, bersama dengan peretas "Fancy Bear", telah disalahkan oleh media Amerika karena membahayakan komputer Komite Nasional Demokrat menjelang pemilihan presiden AS 2016.



Demedyuk menambahkan bahwa taktik "spionase dunia maya" kelompok itu telah "dikaitkan dengan dinas khusus Rusia (Badan Intelijen Asing Federasi Rusia)". Tampaknya, Demedyuk menjadi pejabat Ukraina pertama yang secara terbuka mengkonfirmasi bahwa serangan itu tidak dilakukan oleh kelompok Rusia.

Sebelumnya, tokoh senior Ukraina lainnya, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional, Alexey Danilov, menuduh dalam sebuah wawancara dengan Sky News Inggris, bahwa dia “99,9% yakin” Moskow berada di balik peretasan tersebut.



Saat serangan siber itu terjadi, sejumlah situs pemerintah, termasuk kementerian luar negeri dan kementerian pendidikan, tumbang. “Ukraina! Semua informasi tentang Anda telah menjadi publik. Takut dan berharap lebih buruk. Ini masa lalu, sekarang, dan masa depanmu,” bunyi pesan yang ditulis oleh peretas di situs Kementerian Luar Negeri Ukraina seperti dilansir dari The Guardian.

Pesan tersebut mereproduksi bendera Ukraina dan peta yang dicoret. Disebutkan tentara pemberontak Ukraina, atau UPA, yang berperang melawan Uni Soviet selama perang dunia kedua. Ada juga referensi ke "tanah bersejarah".
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2066 seconds (0.1#10.140)