Serangan Siber Besar-besaran Hantam Ukraina di Tengah Ketegangan dengan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Serangan siber besar-besaran melanda Ukraina . Sejumlah situs pemerintah, termasuk kementerian luar negeri dan kementerian pendidikan, tumbang.
Meski terlalu dini namun para pejabat menduga Rusia berada di balik serangan itu mengingat catatan panjang serangan siber Moskow terhadap Kiev. Terlebih serangan itu terjadi setelah pembicaraan keamanan antara Rusia dan Barat yang berakhir dengan jalan buntu.
“Ukraina! Semua informasi tentang Anda telah menjadi publik. Takut dan berharap lebih buruk. Ini masa lalu, sekarang, dan masa depanmu,” bunyi pesan yang ditulis oleh peretas di situs Kementerian Luar Negeri Ukraina seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (15/1/2022).
Pesan tersebut mereproduksi bendera Ukraina dan peta yang dicoret. Disebutkan tentara pemberontak Ukraina, atau UPA, yang berperang melawan Uni Soviet selama perang dunia kedua. Ada juga referensi ke "tanah bersejarah".
“Sebagai akibat dari serangan siber besar-besaran, situs web kementerian luar negeri dan lembaga pemerintah lainnya untuk sementara tidak aktif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko dalam sebuah pesan kepada Guardian.
"Spesialis kami sudah mulai memulihkan kerja sistem TI dan polisi siber telah membuka penyelidikan," ia menambahkan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Josep Borrell, diplomat top Uni Eropa (UE), mengutuk serangan itu. Borrell mengatakan komite politik dan keamanan Uni Eropa dan unit siber akan bertemu untuk memutuskan bagaimana merespons dan mendukung Kiev.
“Kami akan mengerahkan semua sumber daya kami untuk membantu Ukraina mengatasi ini. Sayangnya, kami tahu itu bisa terjadi,” katanya.
Meski terlalu dini namun para pejabat menduga Rusia berada di balik serangan itu mengingat catatan panjang serangan siber Moskow terhadap Kiev. Terlebih serangan itu terjadi setelah pembicaraan keamanan antara Rusia dan Barat yang berakhir dengan jalan buntu.
“Ukraina! Semua informasi tentang Anda telah menjadi publik. Takut dan berharap lebih buruk. Ini masa lalu, sekarang, dan masa depanmu,” bunyi pesan yang ditulis oleh peretas di situs Kementerian Luar Negeri Ukraina seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (15/1/2022).
Pesan tersebut mereproduksi bendera Ukraina dan peta yang dicoret. Disebutkan tentara pemberontak Ukraina, atau UPA, yang berperang melawan Uni Soviet selama perang dunia kedua. Ada juga referensi ke "tanah bersejarah".
“Sebagai akibat dari serangan siber besar-besaran, situs web kementerian luar negeri dan lembaga pemerintah lainnya untuk sementara tidak aktif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko dalam sebuah pesan kepada Guardian.
"Spesialis kami sudah mulai memulihkan kerja sistem TI dan polisi siber telah membuka penyelidikan," ia menambahkan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Josep Borrell, diplomat top Uni Eropa (UE), mengutuk serangan itu. Borrell mengatakan komite politik dan keamanan Uni Eropa dan unit siber akan bertemu untuk memutuskan bagaimana merespons dan mendukung Kiev.
“Kami akan mengerahkan semua sumber daya kami untuk membantu Ukraina mengatasi ini. Sayangnya, kami tahu itu bisa terjadi,” katanya.