Iran Luncurkan Roket ke Luar Angkasa di Tengah Pembicaraan Nuklir

Kamis, 30 Desember 2021 - 23:53 WIB
loading...
Iran Luncurkan Roket ke Luar Angkasa di Tengah Pembicaraan Nuklir
Iran meluncurkan roket ke luar angkasa di tengah pembicaraan nuklir. Foto/Yahoo
A A A
TEHERAN - Iran mengumumkan bahwa pihaknya baru saja melakukan peluncuran ke luar angkasa. Langkah ini kemungkinan akan membuat jengkel negara-negara Barat karena dilakukan di tengah pembicaraan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015.

Stasiun televisi Iran menayangkan rekaman roket yang terbang dari landasan peluncuruan di gurun, tetapi tidak memberikan secara jelas di mana lokasinya.

"Peluncur roket satelit Simorgh (Phoenix) membawa tiga kargo penelitian ke luar angkasa," kata juru bicara kementerian pertahanan Ahmad Hosseini.

"Tujuan penelitian yang diramalkan untuk peluncuran ini telah tercapai," tambahnya, dikutip oleh televisi pemerintah seperti dikutip dari France24, Kamis (30/12/2021).

Hosseini tidak merinci sifat penelitian itu, tetapi dia mengatakan operasi terbaru adalah "peluncuran awal" dan akan lebih banyak lagi yang akan menyusul.



Awal bulan ini media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa persiapan peluncuran sedang berlangsung di pusat ruang angkasa Iran di Semnan, 300 kilometer timur Teheran.

Teheran berhasil menempatkan satelit militer pertamanya ke orbit pada April 2020, menarik teguran tajam dari Washington.

Pemerintah Barat khawatir bahwa sistem peluncuran satelit menggabungkan teknologi yang dapat digunakan dalam rudal balistik yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir.

Iran menegaskan program luar angkasanya hanya untuk tujuan sipil dan pertahanan, dan tidak melanggar kesepakatan nuklir atau perjanjian internasional lainnya.

Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 tahun 2015, mendukung kesepakatan nuklir, tidak memberlakukan larangan menyeluruh terhadap peluncuran roket atau rudal Iran.



Peluncuran luar angkasa terbaru yang diumumkan Iran dilakukan di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung di Wina antara Teheran dengan kekuatan dunia untuk memulihkan perjanjian nuklir 2015.

Kesepakatan itu menawarkan bantuan yang sangat dibutuhkan Teheran dari sanksi dan membatasi kegiatan nuklir Iran.

Tetapi penarikan sepihak oleh presiden AS saat itu Donald Trump menggagalkan kesepakatan itu, dan mendorong Teheran untuk menarik kembali komitmennya.

Pembicaraan untuk menghidupkannya kembali dimulai pada akhir November, dengan putaran kedelapan akan berlangsung Senin.

Pada hari Kamis, kepala perunding Iran Ali Bagheri mengatakan kemajuan yang relatif memuaskan telah dibuat.



"Beberapa perubahan tertulis tentang pencabutan sanksi dilakukan antara kedua pihak," kata Bagheri dalam sebuah video yang diterbitkan oleh kantor berita Tasnim.

Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir tidak melarang Iran meluncurkan rudal atau roket.

Namun PBB menyerukan untuk tidak melakukan aktivitas apa pun yang terkait dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu mengirimkan senjata nuklir, termasuk peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik semacamnya.

Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia mengambil bagian dalam pembicaraan Wina dengan Iran, sementara Amerika Serikat berpartisipasi secara tidak langsung.

"Mungkin ada beberapa kemajuan sederhana," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)