Berita Bohong Sebut Raja Arab Saudi Keturunan Yahudi

Minggu, 28 November 2021 - 01:00 WIB
loading...
Berita Bohong Sebut...
Rabbi Israel David Rosen (kedua dari kiri) bertemu Raja Salman (kanan) di Riyadh, Arab Saudi, pada Februari 2020. Foto/KAICIID
A A A
RIYADH - Beberapa waktu lalu sempat beredar video viral mengenai kegiatan ceramah yang dilakukan Rahmat Baequni. Pada sesi ceramah tersebut, ia mengatakan Raja Arab Saudi merupakan keturunan Yahudi.

Rahmat Baequni mengutip beberapa buku yang seakan menekankan kebenaran tersebut. Namun, benarkah Raja Arab Saudi merupakan keturunan Yahudi?

Melansir berbagai sumber, diketahui bahwa bangsa Arab merupakan kelompok yang sangat menjaga nasab atau silsilah keturunan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat manjaga hubungan kekerabatan dan agar tidak melupakan nenek moyang mereka.



Pada awalnya, bangsa ini mengandalkan kekuatan hafalan. Penulisan data mengenai nasab keluarga baru mulai digunakan setelah peperangan antarkabilah sering terjadi.



Untuk mengingat nasab keluarganya, pengerjaan data nasab ini pun dilakukan oleh Alu Su’ud, pendiri kerajaan Arab Saudi.



Yang perlu diingat adalah Arab Saudi memiliki 3 fase pemerintahan, yakni fase pertama yang terjadi pada 1744 Masehi, fase kedua pada 1824 Masehi, dan fase ketiga yang dimulai tahun 1902 Masehi hingga saat ini.

Beberapa dokumen penting seperti manuskrip nasab garis silsilah Al Su’ud ditulis pada masa pemerintahan Imam Turki bin Abdullah Al Saud, yang memerintah pada 1240 hingga 1249.

Dokumen ini merupakan satu bukti penting yang menunjukkan leluhur raja Arab Saudi merupakan keturunan dari Bani Hanifah yang tiba di Diri’yah sejak 850 Hijriah.

Selain dokumen tersebut, masih banyak lagi dokumen yang turut menjadi bukti nyata dari garis nasab Raja Arab Saudi.

Sebelumnya, masalah nasab dan silsilah kerajaan ini pun telah banyak jadi perbincangan peneliti dan sejarawan.

Bukti-bukti berupa berbagai dokumen merupakan komponen penting untuk membantu memperjelas garis keturunan pendiri kerajaan Arab Saudi yang sebenarnya.

Terkait dengan hal ini, pada 1946, ketika Raja Abdulaziz menerima kepala delegasi jemaah haji di Mina, ia pernah mengatakan dengan tegas bahwa ia merupakan kaum salafi yang mempertahankan agama dan mengikuti ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2508 seconds (0.1#10.140)