Kepolisian Uzbekistan Paksa Pria Muslim Mencukur Jenggot
loading...
A
A
A
YANGIYUL - Kepolisian Uzbekistan memaksa sejumlah laki-laki Muslim mencukur janggut mereka sesuai dengan laporan media lokal RFE/RL pada Kamis (25/11/2021).
“Selama beberapa pekan terakhir, ada beberapa insiden pria yang dipanggil polisi di kota Yangiyul, 20 kilometer selatan ibukota, Tashkent,” ungkap koresponden RFE.
Seorang aktivis lokal, berbicara secara anonim, menyatakan dalam sebulan terakhir saja, 22 pria berjanggut dipaksa mencukur jenggotnya di kota tersebut.
"Hanya pria religius yang dipaksa mencukur janggut mereka, dugaannya, praktik itu muncul sistematis," papar koresponden itu.
Seorang warga Yangyul mengatakan, "Polisi mengatakan bahwa kita terlihat seperti teroris."
"Kami menumbuhkan jenggot karena ini dianggap sejalan dengan tradisi dan praktik Nabi Muhammad. Mereka melanggar hak-hak kami," tutur warga itu.
Kebijakan tersebut telah dikritik kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) selama beberapa tahun, dan tampaknya meningkat ketika pemerintah mengatakan itu dianggap ciri Islam radikal.
Ini mengikuti periode singkat di mana otoritas Uzbek mulai meredakan kebijakan garis keras sebelumnya terhadap agama.
“Selama beberapa pekan terakhir, ada beberapa insiden pria yang dipanggil polisi di kota Yangiyul, 20 kilometer selatan ibukota, Tashkent,” ungkap koresponden RFE.
Seorang aktivis lokal, berbicara secara anonim, menyatakan dalam sebulan terakhir saja, 22 pria berjanggut dipaksa mencukur jenggotnya di kota tersebut.
"Hanya pria religius yang dipaksa mencukur janggut mereka, dugaannya, praktik itu muncul sistematis," papar koresponden itu.
Seorang warga Yangyul mengatakan, "Polisi mengatakan bahwa kita terlihat seperti teroris."
"Kami menumbuhkan jenggot karena ini dianggap sejalan dengan tradisi dan praktik Nabi Muhammad. Mereka melanggar hak-hak kami," tutur warga itu.
Kebijakan tersebut telah dikritik kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) selama beberapa tahun, dan tampaknya meningkat ketika pemerintah mengatakan itu dianggap ciri Islam radikal.
Ini mengikuti periode singkat di mana otoritas Uzbek mulai meredakan kebijakan garis keras sebelumnya terhadap agama.