Mengapa Raja Arab Saudi Bukan Keturunan Nabi Muhammad? Ini Sejarahnya

Kamis, 25 November 2021 - 11:00 WIB
loading...
A A A
Dengan dukungan Ottoman, keluarga Al-Rashid dari Hail melakukan upaya bersama untuk menggulingkan Negara Arab Saudi Kedua.



Dihadapkan dengan tentara yang jauh lebih besar dan lebih lengkap, Abdulrahman bin Faisal al-Saud terpaksa meninggalkan perjuangannya pada tahun 1891.

Dia mencari perlindungan dari suku Badui di gurun pasir yang luas di Arabia timur yang dikenal sebagai Rub' Al-Khali, atau "Empty Quarter". Dari sana, Abdulrahman dan keluarganya melakukan perjalanan ke Kuwait, di mana mereka tinggal sampai tahun 1902.
Bersamanya adalah putranya yang masih kecil, Abdulaziz, yang telah menunjukkan dirinya sebagai pemimpin alami dan pejuang yang tangguh.

Kerajaan Arab Saudi Modern

Abdulaziz muda bertekad untuk mendapatkan kembali warisannya dari keluarga al-Rasyid, yang telah mengambil alih Riyadh dan mendirikan gubernur dan garnisun di sana.

Pada tahun 1902, Abdulaziz,—dengan hanya 40 pengikutnya— melakukan pawai malam yang berani ke Riyadh untuk merebut kembali garnisun kota, yang dikenal sebagai Benteng Masmak. Peristiwa legendaris ini menandai awal terbentuknya negara atau kerajaan Arab Saudi modern.

Setelah mendirikan Riyadh sebagai markas besarnya, Abdulaziz merebut semua wilayah Hijaz, termasuk Makkah dan Madinah, pada tahun 1924 hingga 1925. Dalam prosesnya, dia menyatukan suku-suku yang bertikai menjadi satu negara.

Pada tanggal 23 September 1932, negara itu dinamai Kerajaan Arab Saudi, sebuah negara Islam dengan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya dan Alquran sebagai konstitusinya.

Raja Abdulaziz menjadi raja pertama Kerajaan Arab Saudi, yakni dari 1932 hingga 1953.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)