Sejarah Kelam, Raja Philip III dari Spanyol Usir 300.000 Muslim Andalusia

Sabtu, 13 November 2021 - 05:01 WIB
loading...
Sejarah Kelam, Raja Philip III dari Spanyol Usir 300.000 Muslim Andalusia
Raja Philip III dari Spanyol mengendarai kuda. Foto/wikipedia/Diego Velazquez
A A A
MADRID - Penaklukan yang terjadi pada pemerintahan Dinasti Umayyah, Abbasiyah, dan Ottoman (Turki Utsmani) telah berkontribusi besar dalam membentuk peradaban Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa.

Di balik perkembangan Islam yang pesat, nyatanya muncul sikap kebencian dan permusuhan yang dimiliki masyarakat Barat. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi kaum Muslimin selama periode tersebut.

Ketakutan terhadap pengaruh Islam yang semakin meluas mulai tertanam di kalangan masyarakat Barat untuk pertama kalinya.



Menurut sejarah, sekitar tahun 1610-1614 Raja Philip 3 dari Spanyol telah mengusir 300.000 muslim Andalusia lewat titah yang ia keluarkan pada 22 September 1609.



Pada peristiwa itu, rezim barat berusaha melenyapkan semua jejak peradaban Islam yang telah berkontribusi dalam proses pencerahan Eropa.



Pelenyapan tersebut mulai muncul semasa Perang Salib (1095–1291) yang melibatkan tentara Muslim dan Kristen Eropa.

Semua peristiwa yang dialami kaum Muslimin sejak Perang Salib hingga Reconquista merupakan bagian dari Islamofobia yang terus berevolusi di tengah-tengah masyarakat Barat.

Perang salib merupakan serangkaian pertempuran antara kekuatan Eropa melawan kekuatan Islam pada abad pertengahan.

Pada masa-masa itu, Kekaisaran Bizantium dan Gereja Roma menggunakan propaganda sentimen anti-Islam untuk merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin.

Dalam artikel "History of Islamophobia and Anti-Islamism" yang dimuat The Pen Magazine (2011) dituliskan jumlah orang Islam dan Yahudi yang terbunuh di Yerusalem selama Perang Salib tidak kurang dari 70 ribu jiwa.

Beberapa jenis pertikaian yang terjadi antara penduduk Kristen dan Muslim juga didasari oleh fobia terhadap Islam.

Puncak dari konflik itu adalah Reconquista. Reconquista dikenal sebagai upaya penaklukan kembali Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa.

Peristiwa Reconquista terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang. Awal peristiwa Reconquista ditandai dengan pertempuran Covadonga sekitar tahun 720 Masehi hingga jatuhnya Emirat Islam Granada pada 1492 Masehi. Emirat Granada merupakan negara muslim terakhir di Iberia selama lebih 200 tahun setelah Perang Granada diumumkan.

Setelah runtuhnya Emirat Granada, penindasan yang dilakukan rezim Kristen terhadap penduduk Muslim kian meningkat di Eropa. Umat Islam yang tersisa di Andalusia diusir ke Afrika Utara atau dipaksa memeluk agama Kristen. Kebebasan mereka sebagai warga negara benar-benar dibatasi.

Terkait dekrit yang dikeluarkan Raja Philip 3 pada tahun 1609, memicu pemberontakan Morisco (1568-1571) oleh orang-orang Morisco Granada wilayah Pegunungan Alpujarras.

Dekrit tersebut melarang orang Eropa khususnya Spanyol untuk tidak melakukan sesuatu berbau Islam, pelarangan bersuci, dan mengharuskan orang-orang Morisco menyerahkan anaknya untuk dididik oleh para birawan katholik.

Orang Morisco adalah orang keturunan umat Islam yang pindah agama menjadi Kristen karena ancaman pengusiran.

Pemberontakan Morisco tersebut gagal dan menyebabkan deportasi massal terhadap sebagian populasi Morisco Granada ke daerah lainnya.

Pengusiran terhadap orang Morisco pun terjadi pada 1609 setelah Duke of Lerma berhasil meyakinkan Raja Philip 3 dengan bantuan Uskup Agung Valencia.

Uskup mengatakan orang-orang Morisco adalah penghianat negara yang secara diam-diam tetap menjalankan ajaran Islam dan menjalin hubungan rahasia dengan para pelaut Turki Utsmani di perairan Laut Mediterania.

Pengusiran dilakukan pertama kali di wilayah Arogan (Valensia), dimana populasi Morisco sangat besar. Kemudian, pengusiran berlanjut di wilayah Castile (terutama di daerah Extremadura dan Lembah Sungai Guadalquivir) hingga tahun 1614.

Diperkirakan sekitar 300.000 jiwa Morisco dari seluruh Spanyol telah diusir pada masa itu.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)