Selandia Baru Heboh, Kelelawar Menangkan Kontes Burung Tahunan

Minggu, 07 November 2021 - 00:19 WIB
loading...
Selandia Baru Heboh,...
Pekapeka-tou-roa, juga dikenal sebagai kelelawar ekor panjang, telah menjadi pemenang kontes burung tahunan di Selandia Baru. Foto/Sky News
A A A
WELLINGTON - Kompetisi burung tahunan di Selandia Baru pada tahun ini menghasilkan pemenang yang tidak terduga. Pasalnya, pemenang kontes tersebut bukanlah seekor burung melainkan seekor kelelawar

Pekapeka-tou-roa, juga dikenal sebagai kelelawar ekor panjang, adalah salah satu dari sedikit mamalia darat asli Selandia Baru dan terkenal karena ukurannya yang kecil.

Secara kontroversial, kelompok konservasionis Forest and Bird memutuskan untuk memasukkannya ke dalam kontes, dan kemudian menang dengan keunggulan 3.000 suara.

Kelelawar, yang seukuran ibu jari dan lebar sayap sebesar tangan manusia, diberikan debut untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman yang mereka hadapi.

"Tahun ini, kami pikir kami akan mencoba dan membuat lebih banyak orang sadar akan kelelawar dan ancaman yang mereka hadapi," ujar Lissy Fehnker-Heather dari Forest and Bird kepada Morning Report Radio Selandia Baru yang dinukil Sky News, Sabtu (6/11/2021).



Seperti banyak peserta yang lebih tradisional dalam kompetisi, kelompok konservasionis itu menggambarkan kelelawar ekor panjang sebagai masalah serius, dengan Forest and Bird menyalahkan kombinasi dari hilangnya habitat dan predator.

"Kami pikir kami akan memasukkan mereka ke dalam Bird of the Year karena hanya ada dua kelelawar (spesies di Selandia Baru), jadi memiliki kelelawar tahun ini tidak akan terlalu menarik," ujar Fehnker-Heather.

Penambahan kelelawar sebagai kontestan tampaknya meningkatkan profil kompetisi, membantu menghasilkan rekor 58.000 suara dari lebih dari 100 negara.

Kelelawar ekor panjang mampu memanfaatkan momen ini dan memimpin 3.000 suara sah, meninggalkan pemenang tahun lalu, burung bernama kakapo, yang harus puas di tempat kedua.



Meski begitu, beberapa penggemar merasa tidak senang dengan dimasukkannya hewan mamalia itu, dengan satu pengguna Twitter menuntut penghitungan ulang dan yang lain menyamakan kelelawar dengan partisipasi Australia dalam Kontes Lagu Eurovision.

Fehnker-Heather menepis kritik itu.

"Ini tidak akan menjadi Bird of the Year tanpa beberapa skandal, jadi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," ujarnya.

Ini bukan pertama kalinya kompetisi itu membuat heboh. Pada 2019, kompetisi tersebut menghadapi tuduhan kecurangan suara setelah gelombang suara dari Rusia terdeteksi. Namun, suara itu kemudian diverifikasi dan dimasukkan dalam penghitungan.

Ketika ditanya tentang masa depan kompetisi, Fehnker-Heather tidak mengesampingkan dimasukkannya spesies lain yang membutuhkan perhatian.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1765 seconds (0.1#10.140)