Erdogan Akan Temui Biden di Glasgow, Bahas Perselisihan Jet Siluman F-35
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Glasgow minggu depan. Dia akan membahas perselisihan kedua negara terkait didepaknya Ankara dari program jet tempur siluman F-35 .
"Kemungkinan besar kami akan mengadakan pertemuan di Glasgow, bukan di Roma. Masalah terpenting kami adalah F-35,” kata Erdogan kepada wartawan sekembalinya dari lawatannya ke Azerbaijan pada hari Rabu, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (28/10/2021).
Amerika Serikat telah mengeluarkan Turki, sekutu NATO-nya, dari program internasional yang memproduksi jet tempur F-35 pada 2019. Itu sebagai respons atas kenekatan Ankara membeli sistem pertahanan rudal canggih S-400 dari Rusia. Washington mengatakan sistem senjata Rusia itu membahayakan keamanan F-35.
Erdogan mengatakan pemerintahnya berusaha untuk mendapatkan kembali uang USD1,4 miliar yang dibayarkan kepada AS untuk membeli 100 unit F-35, yang pada akhirnya Washington menolak mengirim pesawat tempur tersebut.
Uang sebanyak itu dibayarkan sebelum Turki dikeluarkan dari program F-35. AS kemudian mengusulkan untuk menjual pesawat tempur F-16 ke Turki untuk menebus pembayaran.
Erdogan dan Biden akan menghadiri KTT perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, dari 31 Oktober hingga 12 November 2021.
Erdogan sebelumnya mengatakan dia berencana untuk bertemu dengan Biden selama pertemuan G-20 di Roma.
“Kami memiliki pembayaran USD1,4 miliar untuk F-35. Kita perlu mendiskusikan bagaimana rencana pembayarannya.”
Komentar Erdogan muncul beberapa hari setelah pemimpin Turki itu mundur dari ancamannya untuk mengusir duta besar AS dan sembilan negara Barat lainnya atas dukungan mereka untuk Osman Kavala, seorang aktivis dan dermawan yang dipenjara.
Para dubes Barat pada pekan lalu menyerukan pembebasan Kavala, yang telah berada di penjara Turki selama empat tahun menunggu persidangan atas tuduhan yang banyak orang anggap tidak berdasar.
Krisis diplomatik itu mereda setelah kedutaan-kedutaan Barat menyatakan akan mematuhi Pasal 41 Konvensi Wina, yang menguraikan tugas diplomat untuk menghormati hukum negara tuan rumah dan tidak ikut campur dalam urusan internal.
Erdogan membantah dia telah mengambil langkah mundur dalam krisis diplomatik. “Saya sedang menyerang. Tidak ada langkah mundur dalam buku saya," katanya.
Lihat Juga: Pilot AS Bercerita Kehabisan Rudal saat Menghadapi Ratusan Drone Iran yang Menyerang Israel
"Kemungkinan besar kami akan mengadakan pertemuan di Glasgow, bukan di Roma. Masalah terpenting kami adalah F-35,” kata Erdogan kepada wartawan sekembalinya dari lawatannya ke Azerbaijan pada hari Rabu, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (28/10/2021).
Amerika Serikat telah mengeluarkan Turki, sekutu NATO-nya, dari program internasional yang memproduksi jet tempur F-35 pada 2019. Itu sebagai respons atas kenekatan Ankara membeli sistem pertahanan rudal canggih S-400 dari Rusia. Washington mengatakan sistem senjata Rusia itu membahayakan keamanan F-35.
Erdogan mengatakan pemerintahnya berusaha untuk mendapatkan kembali uang USD1,4 miliar yang dibayarkan kepada AS untuk membeli 100 unit F-35, yang pada akhirnya Washington menolak mengirim pesawat tempur tersebut.
Uang sebanyak itu dibayarkan sebelum Turki dikeluarkan dari program F-35. AS kemudian mengusulkan untuk menjual pesawat tempur F-16 ke Turki untuk menebus pembayaran.
Erdogan dan Biden akan menghadiri KTT perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, dari 31 Oktober hingga 12 November 2021.
Erdogan sebelumnya mengatakan dia berencana untuk bertemu dengan Biden selama pertemuan G-20 di Roma.
“Kami memiliki pembayaran USD1,4 miliar untuk F-35. Kita perlu mendiskusikan bagaimana rencana pembayarannya.”
Komentar Erdogan muncul beberapa hari setelah pemimpin Turki itu mundur dari ancamannya untuk mengusir duta besar AS dan sembilan negara Barat lainnya atas dukungan mereka untuk Osman Kavala, seorang aktivis dan dermawan yang dipenjara.
Para dubes Barat pada pekan lalu menyerukan pembebasan Kavala, yang telah berada di penjara Turki selama empat tahun menunggu persidangan atas tuduhan yang banyak orang anggap tidak berdasar.
Krisis diplomatik itu mereda setelah kedutaan-kedutaan Barat menyatakan akan mematuhi Pasal 41 Konvensi Wina, yang menguraikan tugas diplomat untuk menghormati hukum negara tuan rumah dan tidak ikut campur dalam urusan internal.
Erdogan membantah dia telah mengambil langkah mundur dalam krisis diplomatik. “Saya sedang menyerang. Tidak ada langkah mundur dalam buku saya," katanya.
Lihat Juga: Pilot AS Bercerita Kehabisan Rudal saat Menghadapi Ratusan Drone Iran yang Menyerang Israel
(min)